Upanayana adalah upacara untuk seorang brahmana agar miliki tingkatan pengetahuan lebih lanjut tentang ajaran suci Weda;
Dimana diajarkan oleh seorang Acarya yang sudah medwijati sebagai guru spiritual.Secara singkat Upacara ini dalam Upanayana Samskara Gerbang Pertama Belajar Veda oleh ketutwirama dijelaskan :
- Seorang Acarya, mengajarkan mantra sawitri untuk menjadikannya sebagai seorang brahmana.
- Seorang Brahmana yang di-inisiasi yaitu seorang Brahmacari agar nantinya mendapat pengakuan dengan diberikannya Samawartana / Ijazah.
- Kemudian sang guru memberikan
- Yajnopawita | benang suci dan mentasbihkannya dengan pemberian mantra Gayatri dan sebuah tongkat.
- Pengendalian indria itu dapat berhasil melalui :
- Belajar Weda atau beryajna,
- Melakukan niyama;
- yaitu sepuluh hal yang berkaitan dengan Dasa Niyama Bratha
- agar dapat dilaksanakan untuk kehidupan sehari - hari
- ataupun tapa
- Waktu Penyelenggaraan, menjelang upacara “penyineban” atau hari penutupan piodalan.
- Dewasa Ayu, mengikuti dewasa piodalan dari tempat suci atau pura tempatnya akan melaksanakan upanayana.
- Calon murid / Sisya Upanayana mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu keagamaan yang didalamnya diajarkan melalui pengenalan dan pendalaman tentang akasara-aksara suci.
- Jalannya Upacara,
- Upacara ini diawali dengan melaksanakan pembersihan lahir dan bathin
- Dilanjutkan dengan memasang wastra busana perlengkapan untuk palinggih yang akan dipakai tempat mensethanakan Hyang Widhi Wasa atau manifestasinya yang akan dihadirkan untuk dipuja.
- Melukat dengan saran air kelapa muda (klungah).
- Upacara mebyakala dengan sarana Banten Byakaon, agar para butha kala tidak mengganggu jalannya upacara.
- dilanjutkan dengan “matepung tawar” serta diahiri dengan “natab”.
- Maprayascita dengan Banten Prayascita untuk mensucikan pikiran.
- Memohon kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh para dewa, khususnya dewata nawa sanga, yang mana hal tersebut dilukiskan dengan lis sanjata.
- “Masakapan” dengan profesinya yang akan ditekuni dalam kehidupan selanjutnya.
- Mapadudusan dengan sarana Padudusan | untuk menyucikan dan menguatkan diri secara bathin.
- marajah, menulisi aksara suci di beberapa organ tubuh dengan sarana buah pinang, sirih dan madu.
- Upacara mejaya-jaya, mensucikan kembali atman dan raga sarira serta menyatakan rasa syukur kehadapan Hyang Widhi Wasa atau manifestasi yang telah dihadirkan.
- Memasang “siroswita”,
- sarana upakara yang dibuat dari 4(empat) lembar daun alang-alang (ambengan) yang ujung-ujungnya diikatkan menjadi satu,
- dan diisi “kalpika”, yang terbuat dari :
- Sembahyang mempergunakan sarana kuwangen dengan sasari 11 pis kepeng 11 yang ditujukan kehadapan Dewata Nawa Sanga sebagai wujud Dewi saraswati.
- Cakupan tangan untuk memusatkan antara Panca Budhindria dan Panca Karmendria
- agar dapat memusatkan pikiran memuja Beliau yang dihadirkan.
- Upacara Pengukupan,
- Nunas tirtha dan Bija.
- Natab.
- Upacara mapadamel yaitu dengan mohon sarana upakara berupa sanganan yaitu :
- Dodol Maduparka, simbolis dari sthana Sang Hyang Widhi Aji Saraswati dalam diri manusia.
- dll
Sesuatu yang tidak habis-habisnya untuk dipelajari dengan salah satu tangan Beliau memegang kropak (lontar) disebutkan bahwa sangat penting dan strategis untuk ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup.
*** Semoga selalu tetap teguh pikirannya ***