Nerang Hujan

Nerang Hujan adalah sebuah ritual geseng gulem (atau mengendalikan mendung) yang sangat unik dilakukan agar tidak turun hujan.
Hal ini dikatakan tidak asing di kalangan umat Hindu, khsususnya di Bali. Hampir setiap yadnya yang bersekala besar, yang punya acara melakukan upaya niskala, agar tidak turun hujan alias Nerang Hujan.

Dalam ilmu kedigjayaan menurut mitologi, nerang hujan seperti halnya di wilayah Klungkung dan sekitarnya dikatakan ada di bawah penguasaan Ratu Gede Mecaling
Jadi kepada tukang terang dan pawang dalam ritual nerang hujan, jika ingin sukses berkecimpung pada profsesinya, maka jangan abaikan pemujaan kepada Ratu Gede Mecaling.
 
Sebagaimana salah satu tukang nerang / pawang hujan mengungkapkan sebagaimana dikutp dari halaman Bali Express disebutkan Sarana Prosesi dan Mantra Nerang di Bali :
Bebantenan yang digunakan dalam ritual Nerang Hujan secara umum disebutkan adalah :
  • Santun sarad, Suci, Tipat kelanan, Pangambyan, Tebasan, Sorohan alit, Segehan kepelan bang penastan, arak, berem, air, dupa 11 batang. 
  • Di samping itu, untuk memperkuat sarana tersebut, diperlukan sarana tambahan berupa sembe layar, pasepan atau padupan rokok, api pedamaran sambe layar, baik lilin atau ganjreng (untuk ganjreng biasanya menggunakan minyak nyuh surya) cabe yang ditusuk dengan sebatang lidi yang biasa digunakan untuk menyapu (sampat) banten pajati
  • Ditambahkannya, beberapa orang ada ang menggunakan sarana seikat dupa menyala dan nyuh gading marajah Triaksara.
Selain itu, ada juga cara yang paling sederhana digunakan adalah mantra nerang hujan pendek ini , yakni ‘Ang Ung Mang Syah’ diucapkan 11 kali dengan ngacep Ida Bhatara Dalem mohon penugerahan panerangan. 
“Hanya saja disebutkan, mantra ini akan bermanfaat apabila Anda sudah belajar ilmu sepiritual Bali tahap lanjutan. Selain itu, gunakan sarana banten pajati dengan 11 dupa yang dihaturkan kehadapan Bhatara Surya (Sanggah Surya).

Dan adapun sebagai tambahan dalam lontar penerang hujan yang digunakan oleh pawang hujan dalam melaksanakan ritual nerang disebutkan diantaranya yaitu :

  • Untuk menggeser awan mendung atau posisi hujan dengan sarana baleman atau api. Mantranya seperti Om terang wetan terang Kidul, terang Kulon terang Lor, mundur Sanghyang Gelap tiba tangk maring alas-agung, teka syah galang, Om Sang Garuda putih miber Mangetan, mulih mangalor, deleng ring tengah, aku mamedah papetengawun-awun byar pada galang.
  • Dan adapun mantra yang digunakan untuk menghadirkan angin saat menggeser awan atau mendung itu. Sarananya yakni :
    • Menggunakan gedebong rajah Antaboga. 
    • Mantranya berbunyi : Om Sang Antaboga, mayoga ring Sapta-patala, atemu adadi kumudug luhuring Pritiwi Akasa matemahan dadi linus baret riyut-riyut, Om Sang Wandara Petak, angadeg tengahing Antariksa, angaji baret anglinus, rubuh ikang taru-agung, salwiring maruta, teka sinang, maring kemu/lanira, teka syar galang.
***