Bhagawan Penyarikan

Bhagawan Penyarikan yang biasanya dikenal sebagai pemberi kesejukan melalui wejangannya dan juga sebagai pencetus arsitektur tempat suci di Bali yang menulis Asta Kosala dan asta Bumi yang dalam Tri Purusha sebagaimana disebutkan ditulis bersama bersama Bagawan Wiswakarma yang menyangkut tentang pembuatan arsitektur Pura atau Sanggah Pamerajan,
  • Sebagai tempat suci para leluhur untuk memperoleh kesejahteraan dan kedamaian atas lindungan Hyang Widhi, mendapat vibrasi kesucian dan menguatkan bhakti kepada Hyang Widhi.
  • Bale Agung di pura desa sebagai lingga Sthana Begawan Penyarikan / Bagawati
  • Pura Ratu Penyarikan di Catur Lawa dengan warna kuning selaku penyade/penanggungjawab di Pura Ulun Kulkul.
Diceritakan dahulu Bhagawan Penyarikan pernah berguru pada Ida Sang Hyang Ratna Traya, mengenai perputaran atau perjalanan manusia masing-masing.

Setelah menyelesaikan pelajarannya, seperti halnya lontar geguritan bhima swarga, Bhagawan Penyarikan pun pergi mengunjungi neraka dan surga melalui titi ugal agil jembatan menuju bale peangen-angen ... dalam Bali Sweet Home diceritakan bahwa :
Pertama Bhagawan Penyarikan datang ke setra maha luas yang disebut tegal penangsaran tempat berkumpulnya para roh laki perempuan, baik maupun jahat. 
Salah satu dari atma yang bernama Sang Tutulak menghampiri Bhagawan Penyarikan dan berkata 
“Apa yang menyebabkan hamba bisa mengalami seperti ini?” 
Diberi wejangan kemudian oleh Bhagawan Penyarikan : “pada saat engkau masih hidup, engkau tidak pernah mengindahkan ajaran dharma
  • Banyak dosa yang engkau perbuat, menghambat kepentingan orang banyak, tidak berdana punia, engkau rakus mengumpulkan harta benda dengan berbagai cara. 
  • Seandainya nanti engkau menjelma / reinkarnasi menjadi manusia, maka menjelmalah engkau pada tumpek pengatag, kemudian setelah tua engkau harus menjalankan dharma kewikon”.
Ada lagi atma yang merintih kesedihan dan menanyakan kepada Sang Bhagawan : 
Mengapa hamba mengalami siksaan seperti ini, padahal ketika semasih hidup hamba rajin menjalankan yadnya dan berdana punia. 
Pertanyaan sang atma tersebut dijawab dengan pertanyaan lagi oleh Sang Bhagawan: 
“Apakah upacara yadnya dan dana punia yang engkau haturkan tersebut berasal dari pekerjaan yang benar berdasarkan dharma ?” 
Ketika itu para atma tidak dapat memberikan jawaban. Bhagawan kembali bersabda : 
“yang terpenting adalah penyucian adnyana, tak pernah lupa dengan sadhu dharma dan melaksanakannya dengan sempurna. 
Yang dapat menjalankan itu, maka sudah pasti ia akan pergi ke suargaloka, alam swah loka yang dihuni oleh jiwa-jiwa (atman), bathinnya bersih hidupnya penuh welas asih dan dharma kebaikan.
***