Dewi Tara

Dewi Tara adalah sebutan dari dewi perbintangan yang konon dipercaya akan mampu memberikan jalan keluar dalam menjelajahi kehidupan samsara karena adanya atma masih diliputi oleh keinginan dan kemauan yang berhubungan dengan keduniawian.

Dimana dalam hari suci keagamaan Hindu dalam perhitungan sapta wara disebutkan bahwa pada zaman dahulu :
Hari rabu (Budha Wara) adalah hari suci untuk Planet Budha (Mercuri) yang dihubungkan dengan Brhaspati (Yupiter yang berasal dari Tara (Bintang).
Menurut Hindu sebagaimana dikutip dalam artikel wayan suyasa dalam indahnya berbagi Dewi Tara disebutkan bahwa diantara kesekian jenis saktinya Dewa yang dipercaya akan mampu memberikan jalan keluar dalam masalah kehidupan ada yang di sebut dengan nama Dewi Tara, diyakini sebagai pemberi taraka bagai perahu menyeberangkan manusia dari lautan samsara. 
Kata tara berasal dari kata tri (Sanskrit) punya arti melintasi. 
Dengan demikian Dewi Tara amat diyakini sebagai dewi penyelamat yang bisa dimohonkan rahmatNya dalam mengatasi/melintasi segala rintangan hidup. 
Tidak jarang dalam keseharian umat Hindu, dewi yang satu ini selalu diingat sebagai seorang dewi nan pemurah dalam mengatasi aneka rintangan hidup, mereka akan berdo’a menyebut menyebut nama Dewi Tara sambil tengadah ke langit. 
Mungkin karena diyakini Dewi Tara itu adalah sama dengan Dewi Bintang, tri/tara juga berarti berpencar ( bintang di langit nan biru itu kelihatannya seperti cahaya berpencar).
Dan sebagai tambahan :
  • Seperti halnya dalam peradaban Jawa Kuno, Candi Kalasan dikataan sebagai prasasti pemujaan Dewi Tara yang dibuat pada 778 M atau 700 tahun Saka dengan menggunakan bahasa Sanskerta dan tulisan Pranagari. 
    • Namun dikatakan oleh pengunjung, karena arca dan patung yang ada di Candi Kalasan sudah banyak yang hilang, pengunjung yang datang pun tidak bisa mendapatkan informasi lengkap tentang Candi Kalasan yang dulu digunakan untuk memuja Dewi Tara.
***