Pasepan/kemenyan disebutkan terbuat dari kayu majegau dll yang biasanya dibakar pada saat piodalan ataupun upacara yadnya berlangsung seperti halnya dalam penggunaan banten sesayut penuntun dewa.Diceritakan juga pada zaman dahulu, dengan menyalanya wewangian pasepan ini diceritakan dalam kisah Apsara ketika menghantarkan Yudistira ke sorga bahwa para Dewa pun hadir dan berkumpul untuk menerangi bayang-bayang kegelapan.
Demikianlah dikatakan bahwa hendaknya sebuah sesajen/yadnya dilengkapi dengan asap dupa mengepul, bau bunga dan wangi kemenyan yang semerbak, ada puja stawa sulinggih atau pemangku, ada suara tabuh, kidung, gambelan yang meriah dan berbagai atraksi seni religious untuk menyambut kedatangan para dewata agar menerangi pemujaan yang kita lakukan.
Seperti dalam perlengkapan yadnya :
Seperti dalam perlengkapan yadnya :
- Pada saat melakukan Agnihotra, dilengkapi pasepan yang ditujukan kepada dewa agni sebagai perantara manusia berhubungan dengan Tuhan.
- Saat mlaspas alit sanggah kemulan, dilengapi pasepan untuk menyucikan dan untuk menghaturkan sesajen agar dapat menyebabkan ketenangan dan keharmonisan dengan suasana spiritual yang mantap dan magis.
***