Majegau

Majegau (mejegau; majagau) adalah pohon kayu sakral yang secara teologis kayu ini merupakan simbol Sada Siwa dalam penggunaannya pada bangunan - bangunan suci dan upacara yadnya sebagaimana disebutkan dalam lontar usana bali, kayu majegau simbol sadasiwa yang tersebut pada lampiran 5b.

Selain batang kayunya juga disebutkan bunga dan daunnya sering digunakan untuk pembuatan canang, kerikan kulitnya sering digunakan sebagai pengganti kapur untuk membuat porosan. Kayunya dibakar sebagai bahan dupa atau pasepan saat upacara yadnya. Kayu majegau banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat bangunan suci.

Begitu pula disebutkan penggunaan majegau ini :
  • Untuk kelengkapan dari canang burat wangi yaitu majegau sebagai salah satu simbol tri purusa yang melambangkan Hyang Sadasiva untuk kebahagiaan yang tidak ada awal dan tidak ada akhirnya.
  • Dalam usada bali, majegau disebutkan sebagai bahan boreh untuk yang lahir dina wrhaspati yang dalam sapta wara wariga disebutkan ramuan boreh tersebut juga dilengkapi dengan kulit pohon majegau yang dikerik.
  • Pengawak pada ngaben sarat yang terbuat dari kayu cendana atau kayu mejegau panjangnya satu lengkat satu hasta dan lebarnya empat jari.
    • Angenan dibuat melengkung diatas jenasah, sebagai simbolisasi dari dari pada batin atau jiwa sang atma.
    • dll
Majegau memang sangat sakral adanya sehingga dipergunakan juga pada bangunan - bangunan tempat suci seperti sanggah, merajan maupun pura dalam bentuk, fungsi dan material bangunan rumah tinggal tradisional Bali Madya I yang khususnya majegau dipergunakan pada struktur badan dan atap bangunan.
***