Apsara

Apsara adalah para abdi dari Dewa Indra yang bertugas sebagai petunjuk jalan yang dapat mengantarkan manusia berpetualang ke alam Tri Loka khususnya ke alam Sorga & Neraka.
Karena kedua alam ini dikatakan pada saatnya nanti mesti dirasakan oleh siapapun juga, termasuk dirimu. 
Konon ada apsara yang sangat cantik bernama Ghritachi pada suatu hari melewati pertapaan Rishi Bharadwaja ketika beliau masih muda ditengah sebuah hutan.

Tersebutlah dalam kisah selanjutnya, mendengar keteguhan hati Yudistira seperti yang dikisahkan dalam Swargarohanaparwa, akhirnya Dewa Indra menugaskan seorang Apsara, untuk mengantarkan Yudistira ke tempat yang dimaksud.

Seperti dikutip dari Apsara (Bidadari) di Asia Tenggara, sebagaimana diceritakan dalam sebuah perjalanan yang dilanjutkan menuju arah ke Selatan dengan medan yang amat berat, gelap, panas, dan dipenuhi binatang serta bau yang menyengat yang bersumber dari tulang belulang dan darah. Pohon liar berduri runcing [kuta salmalika] menyebabkan sulitnya melalui medan ini.
Di depan sana terlihat sungai besar Waitarini dengan airnya yang panas-mendidih, bergelombang, dan berwarna kehitaman akibat warna darah dan rambut yang saling terikat.
Yudistira bertanya kepada Apsara; 
Apakah nama tempat ini ? 
Apakah tempat ini merupakan sisi gelap surga ? 
Berapa jauhkan jarak yang harus ditempuh agar bisa bertemu saudara-saudara hamba ?
Maharaja Yudistira, tempat ini bernama Yamaloka-kota keadilan, tempat Dewa Yama putra Dewa Surya beserta para Yama Dutta serta pasukan Yamaraja berada. 
Di persimpangan jalan ini, Yudistira mendengar jeritan dan suara yang memanggil-manggil namanya “tolooooong Yudistira, aku tidak kuat disiksa seperti ini”, “help me Yudistira putra Dharma ke sinilah beri aku minum, aku kehausan”, dari arah lain terdengar suara ” Maharaja Yudistira tolong bantu aku, keluarkan aku dari tempat yang amat menyiksa ini”. 
Mendengar suara-suara itu Yudistira bertanya, siapa kalian? Dari seberang terdengar, “aku Bima saudaramu. Dari sebelah kiri terdengar jawaban aku Arjuna, Nakula dan aku Sahadewa. Hamba Abimanyu uwak. 
Panggilan-panggilan dari kegelapan yang menyatakan diri sebagai Bima, Arjuna, Nakula dan Sahadewa meneguhkan hati Yudistira untuk tetap merada di tempat ini sambil berkata kepada Apsara: “silahkan kamu kembali ke surgaloka, sampaikan salam hormat hamba kepada Dewa Indra, dan sampaikan pula bahwa aku tetap di sini bersama saudara-saudaraku sebab kehadiranku di tempat ini telah membuat saudaraku merasa terhibur dan bahagia. 
“Baik maharaja Yudistira, memang hamba ditugaskan mengantarmu hanya sampai di sini” Apsara segera menghilang.
Keteguhan hati Yudistira untuk bergabung dengan saudara-saudaranya di Yamaloka, telah membuat para Dewa, teristimewa Dewa Indra dan Dewa Dharma gundah-gulana, dan kemudian dalam sekejap beliau berada di hadapan Yudistira. Tempat yang tadinya gelap, pesing, menakutkan, dan penuh hambatan seketika berubah menjadi terang, menghembuskan wewangian yang bersumber dari dupa, pasepan, dan bunga
Para Marut, Rudra, Aditya, Wisnu, Aswin semuanya hadir di hadapan Yudistira. 
Setelah semua para Dewa berkumpul, maka Sakra yang memimpin para Dewa bersabda: “Wahai Yudistira nan perkasa, sabarlah dan marilah mendekat ! 
Bayang-bayang kegelapan kini telah berakhir. Engkau telah berhasil melewati ujian-Ku yang ketiga. Alam kekekalan telah menjadi milikmu. Jangan marah, bersedih, apalagi mengeluarkan kata-kata umpatan kasar serta ujaran kebencian. Neraka mesti dirasakan oleh siapapun, termasuk dirimu. 
Kebaikan dan keburukan banyak ragamnya. Sadarlah kamu, bahwa kamu pernah membuat dosa kepada guru Drona ketika kamu terpaksa berbohong mengatakan Aswatama telah tewas, hanya untuk menggoyahkan hati Drona. 
  • Bima, adikmu memang jujur, apa adanya, tetapi kata-katanya acakali membuat orang lain yang mendengarkannya tersinggung. Lagi pula, Bima terlalu sering dirinya dikuasi oleh kroddha
  • Arjuna, telah menyebabkan Bisma tewas dengan memanah panah Srikandi yang hanya menancapdi lapisan kulit. 
  • Demikian juga yang lainnya, semuanya harus merasakan kehidupan gelap ini. 
Sekarang semuanya terbebas dari kegelapan dan dosa-dosa itu. Lihat, semuanya telah dibersihkan dari kegelapan menuju kegemilangan. Juga para raja, mahapatih, dan tidak terkecuali Karna telah menemukan tempatnya tersendiri”.
***