Yama adalah penguasa arwah manusia sebagai salah satu dari Asta Dewata, yang dalam pengertianya disebutkan sebagai Dewa, Bhetara, Hyang sebagaimana dijelaskan seperti berikut ini,
- Dewa Yama sebagai pengayom Yama Loka yang menjadi tempat transit atau tempat tinggal sementara bagi atma-atma untuk melanjutkan perjalanan berikutnya.
- Sebagai pelindung keadilan yang bertugas untuk mengamat-amati (mengadili) baik buruk perbuatan manusia yang berwujud sebagai Sang Hyang Dharma.
- Hyang Yama juga dapat berwujud menjadi Sang Dorakala yaitu gelar Banaspati dalam kelahiran dan kehidupan manusia, yang saatnya nanti Hyang Yama memiliki tugas mulia sebagai penegak keadilan yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh para tenaga andal (rencang) yakni Yama Bala yang bertugas untuk menjemput dan memberikan tempat yang pas bagi para atma yang ingin menghadap Hyang Siwa yang dalam seda raga disebutkan bertemu Sang Dorakala terlebih dahulu setelah menyembah Bhatara Kawitan.
- Dewa Yama juga sebagai penguasa Neraka alam bhur loka, Dewa kematian dan Dewa keadilan yang disebutkan dalam kisah perjalanan Bhima untuk menyelamatkan orang tuanya yang masuk neraka dalam sumber kutipan lontar geguritan bhima swarga, Sang Bhima yang menjalankan tugasnya diiringi oleh merdah dan Tualen sesampainya mereka di tegal penangsaran tempat para roh / atman menunggu giliran menghadap Bhatara Yama untuk menentukan apakah sang roh harus masuk surga atau ke neraka.
- Dalam salah satu kamoksan lontar yama purwana tatwa yang berisikan tentang hubungan antara atman dengan Paramatman Hyang Widhi dan leluhurnya Bhatara Kawitan, istilah Mependem Ring Gni, megenah di petulangan sebagai bagian dari upacara sawa wedana, sebagaimana dijelaskan,
- Bhetara Yama atau Yamadipati yang bersama Bhatari Durga dipuja di Pura Dalem dalam kasus makingsan ring gni II kutipan stiti dharma online, disebutkan apabila masih belum ada kesempatan untuk diabenkan maka patutlah kiranya ngaturang ‘guru piduka’ (permohonan maaf) kepada Bhatari Durga dan Bhatara Yamadipati di Pura Dalem.
- Dalam Lontar Atmaprangsangsa dinyatakan bermacam-macam tempat yang disediakan oleh Sang Hyang Yamadipati untuk menghukum atman yang mendapat neraka.
- Dalam hubungannya dengan perbuatan subha karma yaitu dengan tidak mementingkan diri sendiri, tahan uji dll dalam menjalankan Dasa Yama Bratha sebagai pengendalian diri Panca Yama Brata dalam hubungannya dengan perbuatan untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian lahir bathin.
- Rajahan Yamaraja saat pecaruan dalam potret bali disebutkan konon sebagai penghormatan warga setelah dibantu oleh Bhatara Yamaraja dalam bidang pertanian
***