Kelahiran Manusia

Kelahiran sebagai manusia merupakan kelahiran yang sangat mulia sebabnya demikian, 
  • karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan punarbhawa, reinkarnasi yang berulang ulang,
  • agar nantinya dapat mencapai moksa, kebahagiaan abadi sebagai tujuan hidup di dunia ini dan akhirat kelak.
Kualitas-kualitas batin yang indah membentuk karma-karma baik melalui pikiran, ucapan dan perbuatan seperti yang tersirat dalam Tri Kaya Parisudha)

Ketika potensi karma tersebut berbuah, maka ia akan terlahir menjadi buah hati yang rupawan dan cantik.

Karena itu,
Penentuan weton sangatlah penting dilakukan untuk menandai kelahiran ini.
Dalam upacara manusa yadnya di Bali, dikatakan bahwa pentingnya upacara Kelahiran (Jatakarma Samkara) ini dilakukan oleh keluarga yang mempunyai anak supaya bayi tersebut selalu mendapatkan perlindungan.
Dan pemangku juga wajib memberikan tuntunan terhadap beberapa pelaksanaan yang harus dilaksanakan pada saat kelahiran seorang anak seperti : proses mreteka ari-ari dan beberapa upakara yang harus dipersiapkan.
Kelahiran manusia dalam mitologi Kanda Pat, disebutkan mempunyai saudara sebanyak empat yang terdiri dari :
  • Anggapati, penjaga kelahiran.
  • Prajapati, inti dari manusia
  • Banaspati, dan 
  • Banaspatiraja. 
Pada usia kehamilan enam bulan terbentuklah empat saudara yakni :
  • Babu Lembana, 
  • Babu Abra, 
  • Babu Ugian, 
  • Babu Kekered. 
Pada umur kehamilan sepuluh bulan lahirlah sang bayi beserta saudaranya yakni :
  • ari-ari, bagian dari kehidupan sang bayi
  • tali pusar, 
  • darah, dan
  • air ketuban. 
(atau disebut catur sanak, dalam lontar angastia prana), dan keempat saudara ini yang memelihara semasih dalam kandungan. 
Dan ketika lahir, keempat saudara tersebut berpisah dan berganti nama menjadi :
  • Ari - ari, I Salahir (Sang Hyang Anta), 
  • Tali pusar; I Makahir (Sang Hyang Preta), 
  • Darah; I Mekahir (Sang Hyang Kala), dan 
  • Air Ketuban, I Salabir (Sang Hyang Dengen), 
sedangkan badan manusia (sarira kosha) sendiri disebut dengan I Legaprana. Keempat saudara yang telah terpisah tersebut masih saling ingat satu sama lain. 

Kemudian kira-kira selama empat tahun kemudian, keempat saudara tersebut saling melupakan, dan menjelajahi dunianya sendiri-sendiri. 
  • Sang Hyang Anta ke timur berganti nama menjadi Sang Hyang Anggapati, 
  • Sang Hyang Preta ke selatan berganti nama menjadi Sanghyang Prajapati, 
  • Sang Hyang Kala ke barat menjadi Sang Hyang Banaspati
  • Sang Hyang Dengen ke utara menjadi Sanghyang Banaspatiraja.
Dan terakhir, berkat tapanya yang teguh, saudara empat tersebut mendapat julukan : 
Demikian dijelaskan dalam salah satu kutipan komentar dalam forum diskusi jaringan hindu nusantara.

Sebagaimana disebutkan juga bahwa,
  • Karma wasana seseorang.yang menurut sapta wara pada wariga akan berpengaruh terhadap kelahiran, sedangkan untuk kelahiran seorang anak pada tumpek wayang, berdasarkan atas cerita drama ritual sapuh leger, di Bali diakukan dengan melakukan Upacara Bebayuhan Weton Sapuh Leger.
  • Pada saat kelahiran seorang bayi sebaiknya diucapkan mantram gayatri, agar Tuhan Yang Maha Pengasih, yang memberi kehidupan pada alam dan menegakkannya. la yang mengatur baik yang bergerak dan yang tidak bergerak memberikan rahkmatNya kepada kita untuk ketentraman hidup dengan kemampuan untuk menghindari kekuatan yang jahat.

***