Tujuan Hidup

Seluruh umat manusia memiliki tujuan hidup, termasuk juga umat Hindu yang disebutkan memiliki tujuan hidup yang jelas yakni seperti berikut :
  1. Catur Purusa Artha, keseimbangan hidup.
  2. Sanata Jagadhita; dilandasi filosofi "paras-paros sarpanaya salunglung sabayantaka"
  3. Sukerta sakala lan niskala; kebahagiaan lahir dan bathin.
  4. Moksartham jagad hita ya ca iti dharma; tercapainya kebebasan jiwatman.
  5. Dan Tuhan menyediakan proses dlm skenario semesta ini untuk membawamu menuju kesadaran semestamu.
Tujuan hidup ini dalam visualisasi banten penyeneng dikatakan harusnya dapat diselaraskan antara kebutuhan jasmani (material) dengan kebutuhan rokhani yang dinamis dan tidak henti-hentinya mengejar kemajuan dan produktif artinya senantiasa berkarya atau mencipta yang patut diciptakan, memelihara yang patut di pelihara dan meniadakan sesuatu yang patut ditiadakan.
Sehingga tercapailah keharmonisan hidup sesuai dengan ajaran Catur Marga untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Untuk mencapai tujuan hidup tersebut ternyata disebutkan juga banyak rintangan yang bersumber pada diri sendiri yang dalam panca klesa disebutkan seperti halnya awidya ; kegelapan atau ketidaktahuan / kebodohan dll.

Hendaklah disebutkan kita sebagai umat manusia dalam mencapai tujuan hidup di dunia ini agar dapat menjalankan karma marga untuk selalu berbuat kebaikan dan jnana marga, yaitu :
  • Dengan kecerdasan untuk selalu meningkatkan pengetahuan, baik pengetahuan secara umum maupun pengetahuan tentang ke-Tuhanan 
  • serta mengamalkan pengetahuan itu sebagai swadharma masing-masing untuk kesejahteraan umat manusia dan kelestarian alam semesta ini.
Dan begitupun dengan jalan hidup seseorang memang tak pernah ada yang tahu.
Namun jika ada niat dan tekad untuk berusaha, dengan tetap sujud bhakti kepadaNya bukan tidak mungkin apa yang diharapkan bisa terwujud. 
Namun ketika tujuan hidup moksa belum dapat dicapai, menurut Hindu Dharma disebutkan masih ada kesempatan menjelma lahir kedunia utk membayar hutang karma buruk sampai lunas.

Tidak ada alasan logis bersedih dan kecewa jika tujuan moksa belum tercapai.
Jiwatman sebagai subyek otonom berkesadaran rohani terus berproses menjelma berulang kali.
Berpeluang berkontribusi dan bahagia menjadi bagian, dan menyaksikan megahnya peradaban dan kemajuan dunia.

Sementara itu Jiwatman terus membangun megahnya kesadaran rohani terbebas dari perangkap putaran keterikatan karma memasuki fase bahagia abadi Moksartham Jagaditah Ya Ca Itih Dharmah.

Dan sebuah kekeliruan besar bagi siapapun umat sedarma yg sudah sedang berniat meninggalkan Sanatana Dharma.
Karena diluar Sanatana Dharma sebagai penganut proses garis lurus tdk mengenal putaran siklus berulang, lahir hidup mati terjadi satu kali.
Tidak ada kesempatan memperbaiki dosa papa perbuatan buruk.
Semuanya akan diperhitungkan dan ditimbang ketika kiamat akhir jaman telah tiba dan dibangkitkan.
Yg berbuat baik masuk surga abadi, yg berdosa masuk neraka abadi dan alam semesta musnah untuk selamanya. 
***