Jiwatman

Jiwatman adalah atman sebagai jiwa dari kehidupan setiap makhluk termasuk didalamnya manusia itu sendiri yang dalam Lontar Wrhaspati Tattwa disebutkan :
Meskipun Ātma merupakan bagian dari Sanghyang Widhi (ŚIWĀ), namun karena adanya belenggu Awidya yang ditimbulkan oleh pengaruh Māyā (Prdhāna Tattwa), maka Ia tidak lagi menyadari asalnya.
Hal inilah menyebabkan Ātma ada dalam lingkungan
Pembebasan dari samsara yang berarti telah mencapai penyempurnaan jiwa, roh atau atma untuk mencapai moksa yang disebutkan dapat ditempuh dengan ajaran Catur Marga yang bertujuan untuk memantapkan tujuan hidup yaitu Moksartham jagad hita ya ca iti dharma sehingga tercapainya kebebasan jiwatman.

Dengan tujuan untuk mendapatkan kebebasan untuk dapat bersatu dengan Sang Roh Abadi itu yang dalam maitri upanisad juga disebutkan :
Inilah saripati konsepsi Hindu, sehingga layak dibaca bagi mereka yang ingin mendapat pencerahan abadi.
Jiwatman yang terlahir berulang-ulang untuk menuju jalam moksa.

Dalam pokok-pokok keyakinan keyakinan Agama Hindu disebutkan bahwa :
Perpaduan Atman dengan badan jasmani, menyebabkan mahluk itu hidup
Atman yang menghidupi badan disebut Jiwatman. 
Pertemuan Atman dengan badan jasmani ini menyebabkan Dia terpengaruh oleh sifat-sifat maya yang menimbulkan awidya (kegelapan). 
Jadi manusia lahir dalam keadaan awidya, yang menyebabkan ketidak sempurnaannya. Atman itu tetap sempurna, tetapi manusia itu sendiri tidaklah sempurna. Manusia tidak luput dari hukum lahir, hidup dan mati. 
Walaupun manusia itu mengalami kematian, namun Atman tidak akan bisa mati. Hanya badan yang mati dan hancur, sedangkan Atman tetap kekal abadi.
Vasamsi jirnani yatha vihaya
navani grihnati naro parani
tahta sartrahi vihaya jirmany
anyani samyati navani dehi (Bh.G.II.22)
Ibarat orang yang menanggalkan pakaian lama dan menggantikannya dengan yang baru, demikian jiwa meninggalkan badan tua dan memasuki jasmani yang baru.

Jiwatman yang terbelengu berpindah dari satu badan ke badan yang lain. Setiap kelahirannya membawa badan, hidup dan pikiran yang terbentuk dari pada prakerti menurut evolusinya dimasa yang lalu dan kebutuhannya dimasa yang akan datang. 

Apabila badan jasmani yang menjadi tua dan hancur, maka alam pikiran sebagai pembalut jiwa merupakan kesadaran baginya untuk berpindah-pindah dari satu badan ke badan yang lain yang disebut reinkarnasi atau phunarbhawa sesuai dengan karmaphalanya (hasil perbuatannya di dunia). Karena itu Atman tidak akan selalu dapat kembali kepada asalnya yaitu ke Paramaatman
Orang-orang yang berbuat baik di dunia akan menuju sorga dan yang berbuat buruk akan jatuh ke Neraka. 
Di Neraka, Jiwatman itu mendapat siksaan sesuai dengan hasil perbuatannya. 
Karena itulah penjelmaan terus berlanjut sampai Jiwatman sadar akan hakekat dirinya sebagai Atman, terlepas dari pengaruh awidya dan mencapai Moksa yaitu kebahagiaan dan kedamaian yang abadi serta kembali bersatu kepada asalnya.
***