Paras Paros adalah semangat kebersamaan yaitu seia sepenanggungan atau seia sekata dalam menjaga keharmonisan Tri Hita Karana khususnya hubungan palemahan antara manusia dan lingkungannya;
Bertujuan untuk dapat mencapai ketentraman bersama jagadhita sebagai penerapan ajaran karma marga
yang dengan dilandasi filosofi "paras-paros sarpanaya salunglung sabayantaka" ini diharapkan agar kita selalu dapat menjalin persahabatan kepada setiap orang.
Dan bukankah manusia itu tak mungkin hidup jika hanya sendiri di dunia ini, benarkan ?
Tentunya dia membutuhkan orang lain disekitarnya demi kelangsungan hidupnya.
Ini merupakan salah satu bentuk ke Agungan Tuhan, dimana Dia menciptakan manusia bukan hanya sendiri saja,
Tuhan punya tujuan dimana manusia haruslah memiliki teman untuk bekerja sama, berinteraksi, berbagi, saling menghargai dan saling mengasihi.Terkadang manusia itu sendiri lupa akan tujuan Tuhan dalam hidupnya, manusia lebih mementingkan egonya dan lupa bahwa Tuhan menghendaki kita untuk bekerja sama dengan orang lain.
Bukan tidak banyak orang-orang yang berpikir “Aku-aku dan Kamu-kamu”, pola pikir seperti inilah yang membuat rasa kebersamaan itu hilang.
Dan alangkah lebih baik jika manusia berpikir “Kita” dan bukan “Aku-aku dan Kamu-kamu” seperti yang tersirat dalam filosofi Tat Twam Asi untuk menciptakan kedamaian dalam kebersamaan.Sejalan dengan itu, nilai paras-paros ini juga tampaknya relevan dimaknai dalam menghadapi situasi akhir-akhir ini yang dalam "Paras Paros" PKB 2012, kutipan artikel Bali Post disebutkan bahwa,
- Paras Paros yang dilandasi dengan semangat kekeluargaan menya mabraya untuk selalu saling tolong menolong yang dapat terevitalisasi.
- dan terimplementasi secara lebih nyata dalam masyarakat agar terjaga kerukunan, kebersamaan, keharmonisan dan kenyamanan dalam hubungan kehidupan berbangsa dan bernegara.
***