Moksa

Moksa adalah kebahagiaan di dunia ini dan akhirat pada nantinya yang kekal abadi dan dikenal dengan istilah : 
Sukha tan pawali dukha, suatu keadaan kebahagiaan yang tidak disusul oleh kedukaan.
Dimana Moksartham jagadhita ya ca iti dharma sebagai tujuan hidup untuk dapat mencapai kesejahteraan di dunia ini maupun mencapai kebahagiaan di akhirat kelak.
Untuk mencapai kebahagiaan di dunia ini disebutkan juga yaitu :
Dengan terbebas dan terlepas dari rasa bersalah, sesungguhnya kita juga telah mencapai moksa karena kata moksa sendiri berarti bebas atau lepas. 
Dengan merenungi kesalahan dan saling memaafkan melalui dharma santi yang dilakukan juga disebutkan merupakan jalan menuju moksa untuk dapat mencapai kebahagiaan pada kehidupan ini.
Kehidupan di akhirat yang di Bali biasanya disebut dengan mulih ke tanah wayah yaitu pada alam swah loka yang berpusat pada Tuhan Yang Maha Esa (God-centric) dimana disebutkan :
  • Karma wasana seseorang mempunyai arti yang sangat penting.
  • Untuk nantinya dapat berpulang / bersatu kembali kepada Tuhan yaitu :
    • Bebas dari ikatan keduniawian, 
    • Bebas dari kelahiran yang berulang ulang dengan bersatunya Atman dengan Brahman.
Moksa sebagai tujuan hidup tertinggi umat Hindu yang disebutkan dalam Panca Srada sebagai keyakinan untuk mencapai :
Kemerdekaan yang sempurna, ketentraman rohani sebagai dasar kebahagiaan abadi, terbebas dari punarbhawa dan menunggal dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.
Dan bagi orang yang telah mencapai moksa juga disebutkan berarti mereka telah mencapai alam Sat cit Ananda sebagai kebahagiaan yang tertinggi.

Dengan adanya kepercayaan terhadap atman yang kekal abadi dan telah moksa tersebut,
Sehingga pemujaan roh suci leluhur itu bertujuan agar para keturunan atau patisentanya selalu ingat pada sejarah nenek moyangnya dan diberikan rahmat dan kerahayuan dalam setiap aktivitas sehari-hari di dunia ini.
Moksa dengan bersatunya atman dan brahman disebutkan dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:
  1. Samipya; suatu kebebasan yang dicapai oleh seseorang semasa kehidupannya di dunia ini. 
    • Hal ini dapat dilakukan oleh para Yogi dan para Maharsi, dimana beliau sudah dapat mendengar wahyu dari Tuhan, dalam keadaan demikian posisi atman sangat dekat dengan Tuhan.
  2. Sarupya; suatu kebebasan yang didapat seseorang di dunia ini, karena kedudukan Atman-nya merupakan pancaran dari kemahakuasaan Tuhan, seperti halnya Sri Rama, Budha dan Sri Kresna
    • Walaupun atman telah mengambil perwujudan tertentu, namun iya tidak terikat dengan segala sesuatu yang ada di dunia ini.
  3. Salokya; kebebasan yang telah dicapai oleh atman, dimana atman itu sendiri  telah berada dalam posisi dan kesadaran yang sama dengan Tuhan. 
    • Dalam keadaan seperti ini keadaan atman sudah mencapai tingkatan Dewa yang merupakan manifestasi dari  Ida Sang Hyang Widhi.
  4. Sayujya; tingkat kebebasan yang paling tinggi dimana atman sudah dapat bersatu dengan Tuhan. 
    • Dalam keadaan seperti inilah disebut Brahman Atman Aikyam yang artinya Brahman dan Atman itu tunggal.
Untuk mencapai Moksa, beberapa cara yang dapat ditempuh sesuai dengan bakat dan bidang yang digeluti saat ini yang disebut dengan Catur Marga.

Sehingga dalam mencapai moksa tersebut yaitu untuk mempersatukan dewa pitara (roh / atman leluhur yang sudah suci) kepada sumberNYA sebagaimana disebutkan dalam upacara ngunggahin Dewa Pitara pada Sanggah Kemulan dalam kutipan lontar purwa bhumi kemulan tersebutlah sebuah kalimat :

“irika mapisah lawan Dewa Hyangnia nguni” mengandung pengertian bersatunya atma yang telah suci dengan sumbernya, yakni Siwatma (ibunta) dan Paratma (ayahta). 

Hal inilah merupakan realisasi dari tujuan akhir Agama Hindu untuk mencapai moksa (penyatuan Atma dan Paramatma / Brahman) yang tingkatannya sesuai dengan laporan mengajar dalam artikel hindumoksa memiliki tiga tingkatan kesempurnaan kebebasan moksa yaitu :
  1. Jiwamukti (samipiya dan sarupya) sebagai tingkatan moksa atau kebahagiaan yang dapat di capai seseorang semasa hidupnya, dimana atmanya tidak lagi terpengaruh oleh gejolak indriya dan maya.
  2. Wideha mukti (Salokya) dalam tingkat kebebasan yang dapat dicapai oleh seseorang semasa hidupnya, dimana atmanya telah meninggalkan sthula sarira badan wadagnya. tetapi roh/atman yang bersangkutan masih kena pengaruh maya yang tipis.tingkatan atma seperti ini setara dengan brahman, dan belum dapat menyatu dengannya karena masih terkena pengaruh maya.
  3. Purnamukti (sayujya) dalam tingkatan kebebasan yang paling sempurna.dimana pada tingkatan atma ini atma telah menyatu dengan brahman. semua orang dapat melakukan hal ini dengan cara melakukan dan mampu melepaskan diri dari keterikatan maya ini.
Bersatunya Atman dengan Brahman ini yang telah manunggal dan moksa sebagai Atmasiddha Dewata yang umumnya dipuja di Pura kawitan masing - masing.
***