Seperti halnya perjalanan panjang sang atman / ruh dalam melewati begitu banyak kelahiran, kehidupan dan kematian dalam siklus samsara;Dimana dalam istilah Seri Tatwa disebutkan bahwa :
Berputar sesuai dengan hukum rta dalam siklus kehidupan ini yang yang tidak terlepas dari siklus kalpa yang telah berlangsung selama jutaan tahun.
Chakra kala yang mengacu pada sifat siklus revolusi bumi di sekitar matahari dan bulan mengelilingi bumi yang memungkinkan kita membagi waktu menjadi bertahun-tahun dan berbulan-bulan.
Maka, setiap tahun pada hari tertentu, bintang-bintang di langit hampir persis pada titik yang sama seperti tahun lalu.
Demikianlah Hyang Widhi mengatur semua siklus dan tatanan kosmik lewat kecerdasan di balik gerak alam semesta ini yang disebut dengan rta.
Rta sebagai “kesadaran maha tinggi” yang mengatur detak jantung semesta, tarikan nafas manusia, hewan, fotosintesa tumbuhan, sampai munculnya virus dan segala jenis kuman yang hadir sebagai bagian dari kelengkapan alam semesta raya.Dalam Hindu Dharma, Bhuta Kala atau Dewa berjalan dalam siklus.
Kalender ritual Hindu mengajari siklus itu datang dan diajarkan agar pemeluk Hindu melakukan puja dan ritual sesuai siklus hidup dan siklus semesta.
Dari lahir sampai kematian ada ritual untuk siklus pertumbuhan manusia, sampai akhir menutup mata ada ritualnya.
- Jika musim penyakit ada ritual nangluk mrana (menghalau penyakit),
- Jika musim kemarau panjang ada doa dan pujian ke alam untuk meminta hujan.
Dan semua ini bukan klenik.
Semua ini sejatinya mengajarkan, bagaimana usaha manusia berkomunikasi dengan alam raya.
Karena tubuh kita adalah bagian dari alam raya, Panca Mahabhuta: Tanah, Air, Api, Angin, Angkasa.
Ketika kita berdoa variable zat alam dan elemen alam semesta itu bekerja meresonansi alam agar diberkati dan diselaraskan dengan resonansi doa yang kita panjatkan.
Dan adanya keberadaan siklus musim yang datang silih berganti,
Ada hari dimana secara teologi Hindu adalah hari baik atau kurang tepat (ala ayuning dewasa) untuk menanam, berlayar, menikah dll.Semua ada logikanya karena ajaran itu hadir dari kesadaran manusia kuno atas siklus alam semesta,
Dan dalam menghadapi itu semua, secara Hindu ada ajaran Wira Dharma:
Spirit wira dan dharma inilah yang menjadi pedoman dalam menghadapi mara bahaya dan tantangan kehidupan ini.Demikianlah sebuah renungan di era baru disampaikan dalam pustaka Lontar Widhi Sastra Roga Sangara Gumi;
Ganti kali bhumi (peralihan gelap jagat) dan setelah itu akan terjadi pergantian era kegelapan dunia menuju sebuah era baru.
***