Lontar Roga Sangara Gumi

Lontar Roga Sangara Gumi adalah naskah kuno yang berisikan tentang penetralisir bencana sebagai pengaruh siklus perputaran sasih seperti halnya berisikan :
  • Sebab-sebab malapetaka/bencana terjadi di dunia,
  • Jenis-jenis malapetaka/bencana yang dapat terjadi di dunia
  • Beberapa ciri akan datangnya malapetaka/bencana.
Dalam bahasa Jawa Kuno lontar ini juga dikenal sebagai Roga Senggoro Bhumi yang berfungsi untuk memprediksi pertanda alam.

Naskah ini sesungguhnya bukan hanya penting bagi masyarakat Bali, tetapi bagi kita semua di Nusantara. Kajian ini akan membuka cakrawala wawasan pemikiran bagi daerah lain, karena prosesi tradisi memohon maaf dan keselamatan pada penguasa alam ( Tuhan ) masih berlangsung. 

Barangkali ada referensi naskah tradisional yang perlu dikaji lebih jauh. Tujuannnya untuk mengantisipasi dan menetralisir berbagai mala petaka dalam kehidupan.

Upacara-upacara penyucian bumi segera dilakukan sesuai dengan tingkatan-tingkatannya. Mulai dari upacara penyucian bumi tingkat rumah tangga, tingkat desa, tingkat kabupaten/kota, dan tingkat propinsi. 
Upacara ini ditujukan kepada para dewa, bhutakala, agar sudi memaafkan ulah manusia, mengembalikan bumi ini menjadi bersih dan suci kembali. Tujuan yang paling penting sudah tentu agar tidak lagi terjadi bencana alam atau dijauhkan dari segala malapetaka.

Dan adapun upacara-upacara tersebut diantaranya :

  • Peneduh Jagat bertujuan agar bumi ini aman tentram dan damai seteleh berbagai peristiwa menimpa dan mengganggu kesejahteraan masyarakat.
  • Pamilayu Bumi sebagai wujud ritual secara Hindu dengan tujuan untuk kerahayuan Jagat.
  • Nangluk Mrana, bertujuan untuk mengendalikan gangguan - gangguan yang dapat membawa kehancuran atau penyakit pada tanaman.
Demikian disebutkan tentang sekelumit catatan tentang peneduh jagat, pamilayu bumi dan nangluk mrana dalam artikel PHDI Karangasem.

 ***