“Makna dari ritual itu disebutkan sebagai permohonan maaf kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas situasi di daerah yang banyak bencana alam dan konflik sosial serta pertentangan.
Mudah-mudahan bisa lebih diredakan.
Terganggunya keharmonisan Tri Hita Karana yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan manusia diharapkan bisa diminimalisir dengan upacara.
Selain bencana alam, beberapa kejadian yang terjadi di luar akal sehat manusia, kecelakaan lalu lintas, hingga konflik-konflik sosial yang terjadi di masyarakat perlu disikapi dengan melaksanakan ritual itu. “Sesuai dengan salah satu sastra Agama Hindu yakni Lontar Roga Sanghara Bhumi bahwa kejadian tersebut perlu disikapi dengan menggelar `Pamilayu bumi` agar terwujudnya keselamatan jagat.
***