Melaspas Alit Sanggah Kemulan

Melaspas alit sanggah kemulan yaitu bertujuan untuk dapat menyucikan/sakralisasi bangunan yang baru selesai dibuat yang dilaksanakan setelah upacara memakuh dengan pelaksanaannya berkaitan dengan hari baik pedewasan yaitu :
  • Menurut Tri Wara: Beteng untuk mencapai kemakmuran.
  • Menurut Saptawara: Soma,Budha,Wrespati,dan Sukra.
  • Menurut Sangawara: Tulus dan Dadi
  • Menurut Sasih: Kapat, Kalima,dan Kadasa.
  • Menurut penggabungan hari dan tanggal panglong: Mertadewa,Dewa ngelayang,Ayu nulus,Dewa mentas, dan bila Purnama sangat baik.
Dengan urutan pelaksanaan yang paling sederhana dapat dilakukan sebagai berikut :
  • Dipuput oleh Pemangku/Pinandita yang sepenuhnya mengikhlaskan hidupnya dengan mengabdikan dirinya kepada Tuhan, Ida Sanghyang Widhi Wasa.
  • Dengan Tetandingan banten yang digunakan :
    • Di Sanggah Pasaksi atau sanggah Surya: Peras, Ajuman, Suci satu soroh beserta runtutannya.
    • Didepan bangunan yang baru selesai disediakan dua kelompok upakara:
      • Banten pemelaspas beserta runtutannya.
      • Banten Ayaban tumpeng 7 beserta runtutannya.
    • Pada dasar bangunan yang baru selesai diisi Pedagingan/Panca datu, dan canang pendeman.
    • Pada Janggawari dalam gedong bantennya sama dengan dipesaksi dengan dilengkapi tikar, kasur ,bantal/suci kecil an pesuciannya dilengkapi dengan cermin dan sisir.
    • Pada atap puncak bangunan/Murdha itancapi beberapa buah orti dari rontal.
    • Nasi undagi, jenis banten ini diperuntukkan bagi perabot/alat-alat para undagi, misalnya: serut,timpas,siku-siku,an sebagainya.
    • Pada halaman/natar,upakaranya terdiri dari: Byakala,Prayascita,durmangala,segehan agung, dan caru ayam brunbun beserta runtutannya.
    • Sedangkan di depan Sang muput: Upakaranya untuk menyucikan dan untuk menghaturkan sesajen: prayascita, pengresikan, dilengkapi pras lis, cecepan, penastaan, tigasan, tetabuhan yaitu tuak,arak,berem,serta pasepan/padupan. Banten Arepan terdiri dari: peras,ajuman,daksina,rayunan,tipat kelanan,punia,dan sesari.
Demikian disebutkan dalam dalam Senaya.web.ii berkaitan dengan tata cara mendirikan sanggah kemulan yang nantinya menjadi sthana para atman leluhur, Dewa Pitara / Dewa Hyang ataupun Sang Hyang Guru untuk memohon agar hidup kita ini direstuiNya dengan kesentosaan.
***