Sasih Kalima

Sasih Kalima adalah sasih dalam urutan kelima dalam kalender saka Bali yang pada umumnya jatuh pada bulan nopember.

Pada sasih ini dalam Lontar Senggoro Bumi disebutkan Hyang Iswara Mayoga. 

Karena banyak pikiran orang bimbang, banyak orang sakit, banyak orang berbuat tidak baik, tidak tentram hatinya.

Untuk menetralisirnya pada sasih ini dikatakan patut dilaksanakan pecaruan sasih dengan sarana seperti : 

• Dengan penggunaan sanggah cucuk di sebelah kiri angkul-angkul, 
• Dengan tetandingan banten :
• Punjung 2, raka, canang 2, tuak 2 tekor, daging ulam bawi diolah menjadi urab merah dan putih, sate lembat dan asem, 
• Di bawah segehan 5 tanding, tabuhan tuak arak dan toya, api takep, mempersembahkan panggil sang kala mangsa.

Dewasa ayu / hari perayaan saat sasih kelima ini yaitu :

• Sebagai peringatan Hyang Aji Pasupati beryoga memberikan anugrah kepada anaknya bertiga di gunung tohlangkir.
• Tradisi main ayun-ayunan di Desa Tenganan #Pegringsingan yang dinaiki oleh para Daha (gadis) dan diputar secara manual oleh para Truna (laki-Laki).
• Nasarin, sebagai upacara peletakan batu pertama.
• Hyang Genijaya berparhyangan di Gunung Lempuyang, pada hari Selasa Keliwon wuku kulantir, sasih kalima, Purnama di Bulan Nopember, tahun Caka 31.
• Melaspas alit sanggah kemulan untuk dapat menyucikan/sakralisasi bangunan yang baru selesai dibuat.
• Dll

Dan saat piodalan purnama kelima disebutkan sebagai wujud bhakti dalam usaha untuk mencapai jagadhita yang dilandasi filosofi "paras-paros sarpanaya salunglung sabayantaka.

***