Pelinggih

Pelinggih adalah tempat pemujaan sebagai perwujudan (menstanakan) yang dipuja atau diupacarai sebagaimana dijelaskan dalam arsitektur pura, beberapa pembagiannya disebutkan sebagai berikut :
  • Pelinggih Utama seperti :
    • Padma sebagai tempat pemujaan Tuhan Yang Maha Esa, bentuknya lengkap, madia dan sederhana, masing-masing disebut padmasana, padmasari, padma capah.
    • Meru, Gedong dll
  • Pelinggih runtutan seperti : Pepelik, taksu dll.
Makna dan fungsi pelinggih dalam beberapa kutipan tugas individu Siva Siddhanta II, kristalisasi Siva Siddhanta dalam pemerajanan dalam kajian artikel Dewi Purnawati untuk Pelinggih Merajan Gede Dalem Sagening .... sebagaimana juga dijelaskan,
  • Pelingih Apit lawang, stana dari Bhatara Kalla atau dewa ganapati dengan bhiseka jaga-jaga yang bertugas sebagai pecalang.
  • Pelinggih Penglurah (Ngelurah Agung), bertugas menjadi pembantunya para Dewa atau Dewata pada setiap pemerajan
  • Gedong Penyimpenan, untuk menyimpan pustaka-pustaka suci, lontar, yang terkait.
  • Pelinggih Hyang Ibu atau Batara-Batari, stana leluhur sebagai dewa hyang atau batara-batari fungsinya hampir sama seperti kemulan, stana atman leluhur, Pitara atau Sang Hyang Guru.
  • Pelinggih Gunung Lebah sebagai penyawangan para dewa di Gunung Batur.
  • Pelinggih Gunung Agung, untuk menyembah dewa yang berkuasa di gunung Agung
  • Pelinggih Surya Sanghyang Tri Purusha, sebagai tempat untuk menghaturkan sesaji yang dipersembahkan kepada Bhatara Surya (Dewa Matahari) dan pengejawantahan BhuwanaAgung (alam raya) sebagai stana Ida Sanghyang Widhi.
  • Pelinggih Gedong sari, stana Sang Hyang Sri Sedana sebagai dewi kesejahteraan dunia (artha).
  • Pelinggih Taksu, tempat stana Sang Kala Raja yang memberikan sebuah kewibawaan.
  • Bale Piasan, sebagai tempat menghias atau merangkai simbul, seperti daksina pelinggih, arca, sebelum distanakan pada bangunan suci dan tempat upakara yang akan dipersembahkan.
  • Balai Pengaruman merupakan Balai Paruman sebagai stana bhatara dan bhatari ketika dipersembahkan.
  • Pelinggih Gedong Menjang Saluang, sebagai simbol keharmonisan Tri Hita Karana dalam upaya untuk menghormati Mpu Kuturan yang telah berjasa mempersatukan umat berbagai Sekte di Bali.
Selain itu juga disebutkan :
  • Pelinggih Tri Sadhaka di depan Balai Pesamuan Agung Pura Besakih terdapat Çiwa Lingga dan tempat stana arca arca prelingga.
  • Pelinggih Pesaren di merajan dengan rong dua berfungsi sebagai tempat bersinggahnya atau melinggihkan Ida Bhatara pada waktu diadakan bhakti piodalan sebagai usaha untuk mencapai jagadhita.
  • Padma Alit Palinggih Sang Hyang Durga Maya sebagai penetralisir Panca Durga yang terdapat seperti misalnya pada karang tumbak rurung, jelinjingan, sungai, pangkung dll.
  • Pelinggah Kalimaya berfungsi untuk menghaturkan sesajen kepada sang wengi.
***