Pelinggih Taksu adalah tempat untuk mendapatkan sebuah kewibawaan yang terdapat di merajan sebagai tempat suci pekarangan rumah untuk pemujaan kepada Dewi Saraswati yang merupakan sakti (kekuatan) dari Dewa Brahma dengan Bhiseka Hyang Taksu.
Adapun bentuk Palinggih Taksu dalam konsep penyatuan sivasiddhanta terhadap pelinggih sanggah dadia kinditan pasek kayu selem di desa bengkala kecamatan kubutambahan disebutkan juga dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu :
- Taksu Tenggeng | Taksu ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian bawah disebut Bataran, diatas bataran menggunakan sebuah tiang yang menyangga semua ruangan atau rong lengkap dengan atapnya.
- Dengan demikian, Taksu Tenggeng adalah palinggih yang bagian bawahnya merupakan bataran;
- Di tengahnya sebuah tiang dan bagian atasnya sebuah ruangan yang beratap.
- Taksu Nyangkil | Bentuknya hampir sama dengan Taksu Tenggeng. Hanya saja ruangannya terdiri dari dua ruangan (rong).
- Bagian bawah disebut bataran;
- Bagian tengah disebut tiang (saka) bagian atas dua buah rong yang menyangga atap.
- Taksu Agung | Bentuk bangunan Taksu Agung terdiri dari bataran di bagian bawah, di bagian tengah adalah badan bangunan, di atasnya merupakan sebuah ruangan disangga oleh sepasang Saka Anda ditutupi oleh atap bangunan. Penggunaan masing-masing palinggih Taksu ini tergantung dari latar belakang sejarah dari keluarga yang memiliki merajan tersebut. Meskipun berbeda-beda bentuknya, fungsi Taksu ini adalah sama.
Penggunaan Wastra dan Tetandingan Banten.
- Busana untuk Palinggih Taksu adalah Putih Poleng.
- Sedangkan untuk upakara atau banten yang dipersembahkan untuk Pelinggih Taksu yaitu :
- Ajuman (1)
- dan Canang Sari (1).
***