Sakti adalah simbol dari pada “bala” atau kekuatan.
- Biasanya disebut Dewi sebagai saktinya para Dewa dalam pancaran kekuatanNya.
- Dalam sisi lain berkaitan tentang pelinggih taksu dalam Hindu Bali oleh Input Bali disebutkan bahwa :
Sakti juga disamakan dengan energi atau “kala” yang dalam ajaran Tantrayana, taksu itu bisa diartikan sama dengan “sakti” atau “Wisesa”.
***
"Sang Hyang Wisesa berwujud Dewa Ruci sebagai resi berbadan kecil yang sering dilakonkan dalam wayang lemah pada upacara suci keagamaan khususnya dewa yadnya di Bali.
Sang Kala Tiga Wisesa sebagai tiga kekuatan negatif yang turun mengganggu umat manusia menjelang Perayaan Galungan, karena itulah pada hari tersebut umat manusia dianjurkan untuk dapat anyekung jñana yang artinya mendiamkan pikiran agar jangan dimasuki oleh Butha Galungan ini.
Guru Wisesa sebagai kekuatan untuk dapat mengayomi rakyatnya dengan baik pada suatu negara.
Dalam Lontar Ganapati Tattwa dijelaskan Acintya yang berkeadaan Maha bahagia yang tidak terpikirkan kemudian terjadilah evolusi dari Sanghyang Sukha Acintya dan muncullah Sanghyang Jñanā Wisesa yaitu pengetahuan yang mulia itu."
***
Dalam Tatwa, daya atau sakti itu tergolong Maya Tatwa. Energi dalam bahasa sanskrit disebut prana, yang merupakan ciptaan pertama dari Brahman. Dengan mempergunakan prana barulah muncul ciptaan berikutnya yaitu panca mahabhuta.
- Dengan digerakkan oleh prana kemudian terciptalah alam semesta beserta isinya.
- Tuhan dalam Nirguna Brahma / Paramasiva dalam Siva Tatwa, memanfaatkan energi atau sakti itu, sehingga Ia menjadi Maha Kuasa, memiliki Cadu Sakti dengan Asta Aiswarya-Nya.
- Dalam keadaan seperti itu Ia adalah Maha Pencipta, Pemelihara dan Pelebur.
- Dalam Wraspati Tatwa disebut Sadasiva dan dalam pustaka Weda disebut Saguna Brahma.
Sakti atau energi maya dari Tuhan itu dipuja dalam bentuk pelinggih yang disebut Taksu. Sedangkan Tuhan dalam wujudnya sebagai Sang Hyang Tri Purusa dan Sang Hyang Tri Atma dipuja dalam pelinggih kamulan.
Dalam upacara nyekah, selain sekah sebagai perwujudan atma yang telah disucikan , kita juga mengenal adanya sangge. Sangge sebagai perwujudan atau simbul dari Dewi Mayasih.
Beliau mewakili unsur Maya Tatwa (pradana / sakti). Yang juga dalam upacara nyekah bersama-sama Atma ikut disucikan.
Dalam ajaran Kanda Pat, dikenal adanya nyama papat / saudara empat yang ikut lahir saat manusia dilahirkan.
Setelah melalui proses penyucian, saudara empat itu menjadi Ratu Ngurah / Wayan Tangkeb Langit, Ratu Ngurah Teba, Ratu Gede Jelawung dan Ratu Nyoman Sakti Pengadangan.
Kempatnya itulah disebut sebagai dewanya dalam kekuatan taksu yang tiada lain merupakan saudara kita lahir yang nantinya menemani manusia dalam kehidupannya.Sehingga dalam sakta wada disebutkan bahwa :
Semua yang ada dalam kehidupan, termasuk manusia & alam semesta adalah perwujudan dari śakti, energi Sang Kesadaran Agung.
***