.
Seperti halnya Orang Bali yang tidak pernah menganggap tempat angker sebagai tempat "ber-hantu" yang hantunya perlu disingkirkan,
Namun sebagai energi yang perlu diharmoniskan dengan berbagai ritual.
Dalam Bali Punya Cerita, Para Śākta-vadin memandang semua hal termasuk diri & lingkungan alamnya sebagai satu hal yang sakral.
Dan hampir setiap jengkal tanah Bali disakralkan.
Mulai dari kamar, ada tempat suci. Tempat suci juga ada di masing-masing rumah, di pertigaan atau perempatan jalan, di sawah-sawah, di pegunungan, di pohon-pohon besar, pantai, batu besar, semua memiliki Palinggih (tempat suci).
.
"Manifestasi mahabesar dunia material yang menakjubkan ini secara keseluruhan adalah badan agung Tuhan, tempat teralaminya keseluruhan alam semesta material masa lalu, masa sekarang, dan masa depan" (Bhāgavata Purāṇa 2.1.24 & Puruṣa Sūktam Regveda)
.
Pandangan orang Bali terhadap tubuh manusia
"Manifestasi mahabesar dunia material yang menakjubkan ini secara keseluruhan adalah badan agung Tuhan, tempat teralaminya keseluruhan alam semesta material masa lalu, masa sekarang, dan masa depan" (Bhāgavata Purāṇa 2.1.24 & Puruṣa Sūktam Regveda)
.
Pandangan orang Bali terhadap tubuh manusia
Manusia selalu dipandang sebagai personafikasi dari Sang Keagungan. Tubuh dipandang sebagai rumah keagungan itu.
Ekspresi dari pandangan demikian adalah adanya banyak ritual yang berpusat pada manusia (manusa yadnya).
***