Saguna Brahman adalah Brahman dalam keabadian waktu yang keberadaaNya bersifat maya dan tidak berwujud namun aktif dengan segala ciptaanNya.
Kata Saguna sejatinya berasal dari kata sa+guna yaitu sakti dan guna yang berarti :
Brahman dengan Saguna-Nya inilah dengan tahapan perubahan sapta ongkara yang dalam Lontar Wrhaspati Tattwa disebutkan :
Kata Saguna sejatinya berasal dari kata sa+guna yaitu sakti dan guna yang berarti :
- Dengan kemahakuasaan sakti-Nya berupa Cadhu Sakti disebutkan dapat memberikan kekuatan pada unsur Purusa-Prakerti alam semesta, bhuwana agung ini.
- Sebagai pengikat Tri Guna yang sebagaimana disebutkan
- Tuhan-lah yang menjadi sumber pengendali tertinggi atas semua ciptaan-Nya.
Brahman dengan sakti, guna dan swabhawanya, Ia aktif dengan segala ciptaan-ciptaanNya.Dan pada tingkatan Maha Loka, disebutkan :
- Menimbulkan dua kekuatan Cetana dan Acetana, yang berpadunya dua kekuatan ini pada jenjang Siwatama sebagai Gunakarya untuk memunculkan ciptaanNya.
- Beliau diberi gelar Sadasiwa yang selalu mengalami perubahan secara niskala;
- Sebagai sesuatu yang tak berwujud namun dipercaya kebenarannya.
- Dengan pemusatan pikiran saat samadhi, disebutkan dipuja dalam bentuk ista dewata sebagai perwujudan Tuhan dalam berbagai wujud-Nya sehingga dalam Brahma Widya disebut Personal God dalam berbagai wujudnya;
- yang hanya dapat dijangkau oleh rasa
- atau daya pikir manusia.
Sebagai Personal God, Saguna Brahman ini dalam keyakinan umat Hindu (Panca Sradha) menuju Tuhan disebutkan digambarkan sebagai pribadi dan dibayangkan dalam wujud yang Maha Agung oleh alam pikiran manusia secara empiris.
Meski Brahman tidak terjangkau pemikiran manusia atau tidak berwujud, namun jikalau Brahman menghendaki dirinya terlihat dan terwujud, hal itu sangatlah mudah dilakukan seperti halnya disebutkan dalam salah satu filsafat antara memuja Tuhan dan Dewa dalam artikel kompasiana disebutkan :
- Menurut Piagam Besakih, Tuhan dipuja sebagai Sang Hyang Tri Purusa (Tiga Manifestasi Tuhan sebagai jiwa alam semesta).
- Beliau menjadikan diri-Nya berbagai wujud ilahi dalam bentuk dewa-dewi.
- dengan penuh kebijaksanaan,
- untuk dapat menganugerahkan karunia kepada mereka yang bersinar cemerlang.
Dengan memuja Sanghyang Widhi sebagai Saguna Brahman dalam upacara Panca Bali Krama tersebut dimaksudkan untuk memohon kesejahteraan, ketentraman, dan kedamaian bagi bumi beserta semua mahluk hidup citaan-Nya.
Yang di Bali disebutkan pemujaannya melalui Padma Bhuwana Tiga di tengah di Pura Besakih, Tuhan dalam keadaan Saguna Brahman. Artinya Tuhan sudah menunjukkan ciri-ciri niskala untuk mencipta kehidupan yang suci dan sejahtera. Putih lambang kesucian dan kuning lambang kesejahteraan.
***