Sapta Ongkara

Sapta Ongkara adalah tujuh tahapan perubahan Brahman dari Nirguna Brahman menjadi Saguna Brahman dalam penciptaanNya melalui kemahakuasaan wibhu sakti Sang Hyang Guru Siwa dengan urutan tahapan sebagai berikut
  1. Parama-Siwa | tingkatan nirguna brahman pada satya loka yang suci nrmala.
  2. Sada-Siwa | tingkatan saguna brahman pada maha loka yang sudah terpengaruh oleh unsur maya.
  3. Sada-Rudra | kekuatan untuk memancarkan energi spiritual Tri Murti.
  4. Mahadewa | kekuatan intuisi tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas.
  5. Iswara | peleburan atau pralina
  6. Wisnu | kekuatan dalam memelihara.
  7. Brahma | kekuatan dalam penciptaan.
Ketujuh ongkara ini dalam Meru beratap atau tumpang 11 (sebelas) disebutkan ketika Hyang Guru Siwa uta-prota, beliau duduk di atas 4 (empat) helai bunga padma sebagai landasan kekuatan yang disebut sadu-sakti.
Wibhu-sakti dan Sadu-sakti disebut Prabhu-sakti, berjumlah: 7 + 4 = 11, merupakan kekuatan yang  menyebabkan getaran-getaran magis di bhuwana agung alam semesta ini.
Sesuai dengan hukum rta, apa yang ada pada alam semesta ini yang merupakan bhuwana agung itu sendiri, juga ada pada manusia yaitu Sapta Ong-kara sebagai kekuatan dalam bhuwana alit disebutkan dalam ong-kara dalam budaya Bali, Sapta Ong-kara ini berhubungan dengan Sapta-atma dan dengan Sapta-dewata dengan tujuh warna-Nya. 

Anatomi aksara suci dari Sapta Ong-kara terdiri dari : A-kara, U-kara, Ma-kara, O-kara, arda-candra, windu, dan nada yang tempatnya dalam tubuh yaitu :
  1. Nada di kepala, tidak aktif, dewanya Parama Siwa, perwujudan sunyatma, tidak tersuratkan.
  2. Windu di tangan, tidak tersifat, dewanya Sada Siwa, perwujudan niskalatma, sifatnya tanpa titik;
  3. Arda-candra di antara alis, warna seperti matahari, dewanya Rudra, perwujudan atyatma, sifatnya turyanta;
  4. O-kara di tujuh lubang tubuh, warna kuning, dewanya Mahadewa, perwujudan niratma, sifatnya turya;
  5. Ma-kara di tenggorokan, warnya putih, dewanya Iswara, perwujudan paramatma, sifat tidur lelap;
  6. U-kara di jantung (papusuh), warnanya hitam, dewanya Wisnu, perwujudan antaratma; sifatnya tidur;
  7. A-kara di pusar, warna merah, dewanya Brahma, perwujudan atma; sifatnya jaga;
***