Dewa Kala

Dewa "Bhatara" Kala adalah sosok makhluk raksasa yang menyeramkan, konon lahir Saniscara Kliwon Wuku Wayang (yang terkenal dengan Tumpek Wayang) dan merupakan putra dari Dewa Siwa dengan Dewi Durga.
Dimana upacara mapag kala disebutkan sebagai peringatan untuk menyambut kehadiran Bhatara Kala yang bertujuan untuk keharmonisan kembali alam ini.
Dalam mithologi caru diceritakan ketika alam semesta ini pertama kali diciptakan, setelah yang baik-baik diciptakan, maka kemudian Bhatari Uma berubah rupa menjadi Bhatari Durgha dan Pretenjala juga berubah rupa menjadi Bhatara Kala ini, 
lalu bersama-sama menciptakan segala jenis bhuta kala dengan segala penyakit serta godaan-godaan yang ditimbulkan, sehingga di alam semesta ini terjadilah ketidak harmonisan antara sifat baik dan buruk (Rwa Bhineda).
Kisahnya Dewa Bhatara / Batara Kala ini biasanya diceritakan secara lengkap dalam drama ritual Sapuh Leger yang dijadikan pedoman untuk mengadakan Upacara Bebayuhan Weton Sapuh Leger pada anaknya yang lahir pada wuku wayang atau tepatnya pada tumpek wayang.

Sebagaimana yang disebutkan juga,
  • Palinggih Bhatara Kala, putra Dewa Siwa ini yang berada di Merajan dengan Bhiseka Ratu Ngurah dan Pengapit Lawang (dua buah di kiri-kanan Pamedal Agung) 
  • disebutkan bertugas menjadi pecalang atau penjaga Sanggah Pamrajan sebagai tempat suci pekarangan rumah.
***