Sang Pretenjala yang dikenal dalam mitologi caru sebagai lambang Purusha, sumber dari adanya kehidupan dan energi alam semesta, bhuwana agung ini yang pada mulanya diceritakan sebagai berikut :
Sebagai salah satu dari Panca Korsika yang ditugaskankan oleh Sang Hyang Widhi untuk menciptakan kehidupan alam semesta ini.
Untuk melaksanakan tugas yang mulia ini sangatlah berat, Sang Pretanjala mohon agar Ia dibantu oleh Dewi Uma (Durga) sebagai pradana untuk kekuatan energi kebendaan.
Permintaan pun dikabulkan.Namun, setelah yang baik-baik diciptakan seperti halnya para dewa-dewa, widyadhara-widyadhari dll
maka kemudian Bhatari Uma berubah rupa menjadi Bhatari Durgha dan Pretenjala juga berubah rupa menjadi Bhatara Kala ini, lalu bersama-sama menciptakan segala jenis bhuta kala,
yang biasanya dengan melaksanakan upacara nyupat bhuta kala ini agar tidak mengganggu kehidupan alam ini sehingga terjadi keseimbangan dan kestabilan antara Bhwuana Agung dan Bhwuana Alit alam ini.Demikianlah Uma telah berubah menjadi Durga yang sebagaiman juga diceritakan dalam blackbali, tantrayana dan perkembangannya di Indonesia bahwa :
- Sang Pretanjala disebut Mahakala dalam wujud ganas dan aheng (angker) yang .
- Semua makhluk halus, kasar, aheng dan angker ciptaanNya menjadi bawahannya.
- Baik yang tinggal ditempat-tempat yang angker dan menyeramkan seperti pada jurang, pangkung, hutan, setra dan sebagainya.
- Para bhuta makhluk halus terendah yang menempati tempat-tempat yang kotor, aliran air, tempat sampah-sampah dan sebagainya.
- Durga Mahakala dengan Vadvanya ini lalu menjadi ancaman terhadap dunia ini maka sorgapun menjadi gentar.
Untuk membersihkan alam ini, dan menyucikan kembali Durga Mahakala agar kembali menjadi somya.
Dengan menetralisir kekuatan - kekuatan ini melalui prosesi nyomia tersebut dimaksudkan agar nantinya menjadi suatu kekuatan yang baik dan berguna bagi diri manusia itu sendiri dan kehidupan di alam semesta ini.
***