Sad Atatayi adalah enam macam perbuatan kejam atau keji sebagai yang meliputi :
- Agnida, membakar milik orang lain.
- Wisada, meracuni baik sesama manusia maupun binatang sampai pingsan, maupun sampai mati.
- Atharwa, melakukan ilmu hitam
- Sastraghna, mengamuk (merampok).
- Dratikrama, berzinah / memperkosa kehormatan orang lain.
- RajaPisuna, suka memfitnah.
Kisahnya di jaman Tretayuga, Rsi Narada yang berhasil mencapai kesempurnaan rohani juga dapat mengalahkan seorang perampok yang bernama Ratnakara dengan sebuah kidung suci.
- Dan disebutkan cegahlah lidah anda agar tidak mengucapkan kata-kata fitnah yaitu dengan mengendalikan wak purusya untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang mengandung kebohongan.
Keenam perbuatan asubha karma tersebut hendaknya perlu dihindari, karena dengan memfitnah dll dalam sapta petala disebutkan nantinya sang jiwa akan lahir di alam ini dengan kesengsaraan berkepanjangan.
Namun disebutkan sumber kebahagiaan utama di alam ini yaitu dengan pikiran / manah dan memory akan kasih sayang dan kebaikan yang pernah dilakukan.
Dalam kurikulum pelajaran budi pekerti Agama Hindu disebutkan bahwa :
Kejahatan pembunuhan di dalam hukum negara diatur di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Ancaman hukumannya sangat berat, mulai dari 5 tahun penjara apabila dilakukan tanpa disengaja. Apabila dilakukan dengan perencanaan sebelumnya, maka ancaman hukumannya mulai dari 12 tahun sampai dengan 20 tahun penjara. Ada pula yang sampai dijatuhi hukuman mati apabila pelakunya melakukan pemberatan atau perbuatan asusila sebelum membunuh.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa akibat dari melakukan pembunuhan roh pelakunya akan dilempar di alam neraka dan apabila terlahir kembali tidak akan kembali menjadi manusia.
Rohnya bisa menjadi binatang, pohon atau mungkin bisa menjadi batu.
Namun apabila terlahir kembali menjadi manusia kelahirannya akan menjadi orang yang hina dan umurnya tidak panjang.
Ada beberapa penyebab orang berani melakukan kejahatan pembunuhan. Tetapi secara umum teridentifikasi penyebab pembunuhan itu karena dendam, cemburu, motivasi harta atau uang terutama dalam kasus perampokan, motivasi politik, dan menderita kelainan jiwa.
Mengingat begitu buruknya akibat dari melakukan pembunuhan, maka Agama Hindu memberikan jalan yang terbaik agar terhindar dari niat untuk melakukan pembunuhan, sebagai berikut:
- Selalu mendekatkan diri dengan Sang Hyang Widhi, para dewa, dan leluhur melalui berbagai media upacara keagamaan. Puja Tri Sandya setiap hari jangan diabaikan karena akan dapat menghapuskan kegalauan hati akibat banyaknya masalah dalam kehidupan.
- Serius mendengarkan, memahami, dan melaksanakan ajaran Catur Guru, terutama Guru Rupaka, Guru Pengajian, dan Guru Wisesa.
- Lakukan tirta yatra secara teratur mungkin setahun sekali.
- Rajin mengikuti kegiatan keagamaan, seperti latihan Dharmagita, latihan tarian keagamaan Hindu, latihan gamelan, Dharmawacana atau Darmatula. Dengan latihan seni upacara keagamaan seperti menari dan menabuh gamelan, maka akan terasa rasa estetika yang ada di dalam diri..
- Perhatikan teman dekat kita. Hindari bergaul dengan para pemabuk, penjudi, pencuri, apalagi dengan pembunuh.
- Karena pergaulan itu sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan kita.
- Apabila lingkungan kita buruk;
- Maka perilaku kita akan mempunyai kecenderungan buruk.
- Olah raga dan istirahat secara teratur. Di dalam tubuh yang sehat akan bersemayam juga jiwa yang sehat.
- Lakukan tapa, brata, yoga, dan samadi dengan tertib.
- Latihan melakukan dharma kebaikan. Hal ini nampaknya sederhana, tetapi melakukan kebaikan harus dilatih dari hal-hal yang kecil sampai hal-hal yang besar.
- Hidup harus sejahtera karena Veda sangat menganjurkan umat Hindu dan umat manusia pada umumnya untuk selalu hidup makmur, damai, dan sejahtera. Artinya,
- Agama Hindu sama sekali tidak menyukai kemiskinan dan kebodohan, karena weda diurunkan untuk :
- Menuntun manusia agar tidak bodoh, karena kebodohan adalah sumber bencana yang sesungguhnya.
- Menganjurkan umat manusia rajin belajar agar pandai.
- Menganjurkan agar umat manusia hidup hemat agar bisa kaya, karena kekayaan menjadikan kita bahagia. Kenapa?
- Karena nantinya dengan artha kekayaan kita pun juga dapat membantu orang yang memerlukan bantuan dengan kekayaan baik berupa harta benda maupun uang. Ini merupakan tabungan karma baik yang kelak pasti berbuah manis
***