Kasih Sayang

Kasih Sayang atau rasa cinta yang pada umumnya di Bali disebut dengan suatu kebahagiaan yang dapat dirasakan dengan :
"Memberikan apa yang dimiliki dengan hati yang tulus ikhlas";
Atau yang juga lazim disebut dengan cinta kasih (atau priti dalam bahasa sansekertanya) diberikan bertujuan untuk dapat menemukan ketentraman dan kedamaian hati;
Dengan rasa welas asih dimana setiap manusia hendaknya juga disebutkan untuk dapat membantu menemukan kebahagiaan kepada orang lain ataupun setiap mahluk hidup di alam ini.
Suara gamelan adalah kasih sayang yang diwujudkan dalam bentuk keindahan suara musik.

Dan bertemunya Hyang Widhi Wasa dengan umat manusia untuk melimpahkan karunia-Nya berupa cinta kasih disebut upacara mapeselang dalam rangkaian ngenteg linggih; 

Diiringi suara gamelan sebagai kasih sayang yang diwujudkan dalam bentuk keindahan suara dan musik.

Dalam cahaya kesadaran widya umat Hindu Dharma, disebutkan bahwa ada lima pilar yang terajut dalam sebuah untaian kata mutiara, yaitu: 
  1. Kebenaran (satya) sebagai cinta kasih dalam pikiran; 
  2. Kebajikan (dharma) sebagai cinta kasih dalam tindakan; 
  3. Kedamaian (shanti) sebagai cinta kasih dalam perasaan; 
  4. Cinta kasih (prema) sebagai dasar pembentukan karakter untuk dapat mengasihi makhluk lain.
  5. Serta tanpa kekerasan (ahimsa) sebagai cinta kasih dalam pengertiannya.
Kasih Sayang kepada semua mahluk hidup yang juga disebut "Karuna" dalam tuntunan Dasa Paramartha bertujuan untuk mencapai tujuan tertinggi moksa dimana disebutkan bahwa :
  • Pada saat Anggara Kasih merupakan hari yang baik untuk memohon cinta kasih dari Ida Sanghyang Widhi Wasa yang dirayakan setiap 35 hari sekali.
  • Dalam konsep kepemimpinan asta brata, kasih sayang yang bersifat sejuk menyegarkan sangat diperlukan dimana disebutkan,
    • Sang pemimpin hendaknya mampu menempatkan semua orang pada derajat dan martabat yang sama, 
    • sehingga dapat berlaku adil, bijaksana dan penuh kasih sayang terhadap rakyatnya.
  • Kasih Sayang yang juga disebut dengan "Asih" kasih yang dalam Tri Parartha sebagai upaya untuk mencapai kesempurnaan, kebahagian, keselamatan, kesejahteraan, keagungan dan kesukaan hidup yang sebagaimana disebutkan,
    • hendaknya manusia selalu mengupayakan hidupnya dengan berlandaskan cinta kasih kepada seluruh umat manusia yang diwujudkan dengan,
      • tulus iklas,
      • saling menghormati, 
      • serta tidak melupakan untuk bersujud kehadapan Tuhan, sang pencipta.
Dengan kasih sayang dan cinta kasihnya, tersebutlah ada beberapa kisah yang disebutkan,
  • Sebagai simbol cinta kasih, Sang Hyang Semara Ratih yang penuh dengan keinginan dan kesetiaan serta pengorbanannya yang sebagaimana diceritakan dalam lontar cundamani II,
    • Dewa Kamalah yang menyebabkan pertemuan antara Dewa Siwa dengan Bhatara Uma, 
    • andaikata tidak, maka Dewa Siwa pun mungkin tidak merindukan Dewi Uma.
  • Juga dalam Tutur Buddha Sawenang diceritakan seorang muridnya yang bernama "Gautama Budha", 
    • Beliau amat penyayang serta lembut yang mengajarkan bahwa seseorang bisa mendapatkan kebahagiaan dengan merasa puas akan apa yang dimilikinya dan menunjukkan kasih sayang pada semua mahluk agar dunia ini bisa tentram dan damai 
    • Sehingga beliau terbebas dari lingkaran punarbhawa dan mengetahui hakekat kebenaran dengan ajaran kasih sayangnya.
Sedangkan doa dalam mantra sembahyang sehari - hari disebutkan untuk memohon cinta kasih-Nya :
Om wicakrame prthiwim esa etàm
ksetràya wisnur manuse dasasyan
druwàso asya kirqya janàsa
uruksitim sujanimà cakàra

Ya Tuhan, Engkau Hyang Wisnu yang membentang di bumi ini, menjadikah tempat tinggal bagi manusia. kaum yang hina aman sentosa di bawah lindungan-Nya. Yang mulia telah menjadikan bumi tempat yang lega bagi mereka.

Sebagai Renungan :
***