Suara gamelan

Suara gamelan adalah alunan kasih sayang yang diwujudkan dalam bentuk keindahan suara musik sebagai bagian dari panca nada seperti halnya dalam mengiringi tarian dan seni tradisional Bali yang ada sampai saat ini.

Di Bali, gambelan umumnya terdiri dari berbagai macam bentuk dan memiliki suara atau irama yang berbeda - beda, dan dimasyarakat lebih dikenal dengan sebutan gong.

Namun perbedaan itu apabila disatukan akan menjadi sesuatu yang indah karena dapat saling melengkapi antara satu dengan lainya dan perbedaan itu bukan dijadikan sebagai alat untuk pemecah belah.

Dan menurut umat Hindu Dharma di Bali pada upacara Tumpek Klurut (ref) kerap juga gamelan ini digunakan sebagai dasar pengingat agar manusia selalu bersikap baik dan memiliki rasa welas asih atau kasih sayang terhadap sesamanya.

Gambelan atau gong itu terdiri dari banyak instrumen, bentuk yang berbeda, suara, namun ketika semua itu dipadukan akan dapat menghasilkan suatu suara melodi yang sangat indah.

Demikian Tumpek Klurut juga merupakan salah satu cara umat Hindu untuk menghormati dan juga memuja Dewa Iswara, sebagai manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan suara - suara suci atau tabuh yang sangat indah dan seni.

Nada suara atau titilaras dari gambelan Bali itu yang terdiri dari nada ndang, nding, ndung, ndeng, ndong dan suara ini juga merupakan perwujudan dari Panca Brahma : sang, bang, tang, ang, ing. 

Nada suara itu juga merupakan perwujudan dari Bhatara Iswara, Brahma, Maha Dewa, Wisnu, dan Siwa.

Dan semua umat juga meyakini bahwa suara merdu dan indah yang ditabuh atau dimainkan dengan rasa kasih dan sayang itu adalah merupakan presentasi dari Dewa Iswara.

Gambelan atau gong dapat kita jadikan sebuah contoh didalam kehidupan sehari - hari bahwa setiap orang mempunyai perananya masing - masing untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lainya.

Perbedaan itu apabila disatukan akan menjadi sesuatu yang indah karena dapat saling melengkapi antara satu dengan lainya.

Demikian disebutkan dalam memaknai perayaan Tumpek Krulut.
***