Dimana dengan kuatnya sifat karuna yang dimiliki seseorang disebutkan;Energi kasih yang terpancar akan sanggup menetralkan energi-energi negatif, baik yang ada dalam tubuh kita, maupun energi negatif yang ada di sekitar kita.
Dan sebagai sebuah renungan dalam artikel Hindu Dharma (Ref/Ishi) disebutkan;
Untuk bisa mendapatkan damai sejahtera, maka kita hendaknya harus bisa mengasihi orang lain dengan tulus.
Hancur hati yang disebabkan oleh orang lain bukanlah akhir dari segalanya.Saat kita tidak memiliki kasih, disitulah titik awal menuju kehancuran yang sesungguhnya.
Karena kita hidup di dunia ini pasti akan bertemu dengan berbagai macam karakter orang dan tidak smua orang itu bisa menjadi apa yang kita inginkan.
Dulu kita mungkin pernah disakiti & itu membuat hati kita sangat hancur.
Kita berusaha untuk mengampuni,namun terasa sangat berat.
Kita tidak bisa melupakan dengan mudah apa yang telah orang itu lakukan dalam hidup kita.Ingin sekali untuk memaki, untuk mengutuk & balas dendam agar orang itu merasakan apa yang kita rasakan.
Bagaimana kita bisa mengasihi seseorang yang sudah membuat hati kita hancur?
Itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.Semakin kita tidak bisa mengasihi,Semakin kita tdak bisa mengampuni & melupakan apa yg sudah dia lakukan kepada kita, maka hati kita semakin sakit.
Tidak ada damai sejahtera di dalam hati, bahkan semakin tersiksa.
Tetap bersabar walau orang² menyakiti;Tetap mengampuni walau orang² selalu bersikap jahat.Untuk bisa mendapatkan damai sejahtera,
maka kita harus bisa mengasihi orang lain dengan tulus.
Tuhan akan selalu memberkati kita, saat kita dapat mengasihi orang lain.
***
Dan adapun makna kasih yang terkandung dalam pelaksanaan yadnya disebutkan :
- Kekuatan kasih itu akan diperkuat oleh Banten Sekar Taman dalam pulegembal yang melukiskan kesucian cinta kasih layaknya Dewa Smara dengan Dewi Ratih.
- Pengabdian & pelayanan (seva) yang sesungguhnya merupakan manifestasi Kasih.
***