Etika adalah pedoman dan pengetahuan tentang asas-asas akhlak/moral untuk mencapai tujuan hidup agar tercapainya alam yang jagadhita dan kebahagiaan setiap orang, masyarakat, maupun negara yang dimana disebutkan :
- Walaupun sangat pendek anutan "Ede ngaden awak bisa" dalam pupuh ginada juga sangat bermanfaat dalam menjalani kehidupan ini.
- Dilandasi filosofi "paras-paros sarpanaya salunglung sabayantaka", diharapkan agar kita selalu dapat menjalin persahabatan kepada setiap orang.
- Endongan sebagai lambang kebijaksanaan, etika dan peraturan dalam satu wadah pada saat hari raya kuningan hendaknya juga dilengkapi dengan tamiang dan molem/pipid.
- Berbagai nilai dan norma moral yang menentukan terwujudnya sikap dan pola perilaku hidup manusia juga disebutkan perlu dipelajari seperti yang tertuang dalam lontar etika dan susila dalam agama hindu untuk dapat menjadikan sesorang memiliki budi pekerti yang luhur, berpribadi mulia dan berhati suci.
- Sebagai pemedek diharapkan kita sudah sepatutnya selalu dapat menghargai dan menghormati pemangku sebagai pengayah di suatu pura.
- Dan sebagai renungan disebutkan :
- Hindari perdebatan, Karena ketika anda menyalahkan orang lain dalam sebuah perdebatan, hanyalah akan menimbulkan sakit hati atau antipati pada lawan debat kita. Dan sejatinya kita akan kehilangan seorang teman.
- Kebebasan dalam menggunakan hak-haknya sebagai salah satu prinsip etika dalam Hindu Dharma.
- Kesuksesan dan kegagalan bergantung pada bagaimana sikap dalam menghadapi masalah.
Baik secara pribadi, kelompok maupun dalam kebersamaan dan keberagaman di dunia ini.
Dengan pemahaman nilai etika yang dimiliki seperti dalam Samaya Dharma disebutkan bertujuan agar seseorang nantinya dapat menyesuaikan hidupnya yang selaras dengan masyarakat sekitarnya.
Sejalan dengan hal tersebut diatas, pengertian etika dalam agama hindu juga disebutkan,
- Bagaimana menentukan sikap,
- Tingkah laku yang seharusnya dilakukan berdasarkan ajaran agama, yaitu atas dasar :
- Kebenaran, dan
- Kebaikan atas perintah Tuhan itu sendiri, yang berkaitan dengan sebuah tujuan mulia yaitu untuk mencapai tujuan hidup (Moksartam jagat hita ya caiti dharma), sebagaimana disebutkan dalam sumber kutipan "Pengaruh Triguna Terhadap Tingkat Sradha Dalam Pengembangan Budhi Pekerti".
- Tentang "apa yang baik dan apa yang buruk" tersebut diatas sebagaimana disebutkan dalam Rwa Bhineda, kedua hal tersebut akan selalu mewarnai kehidupan ini sehingga diperlukan juga sebuah "tata krama" sebagai penyeimbang.
- Tikasing Sembah sebagai etika dan tata cara cakupan tangan dalam penghormatan dan persembahyangan.
Dalam pengetahuan dasar etika hindu yang berdasarkan atas kesusilaan sehingga adanya ilmu tentang akhlak yang berdasarkan atas sraddha juga disebutkan akan dapat memberikan keseimbangan hidup di dunia ini yang sebagaimana dijelaskan dalam beberapa lontar tentang etika dan susila dalam agama hindu, agar nantinya mereka para sadhu dapat menjadi seorang yang arif dan bijaksana, memiliki budi pekerti yang luhur.
Misalnya dalam etika berpakaian saat datang ke pura, dimana disebutkan dahulu dalam Paruman Sulinggih yang diadakan tahun 1976 ditetapkan bahwa busana atau pakaian untuk ke Pura adalah sebagai berikut:
- Bagi Pria:
- Baju (Putih)
- Kampuh (kuning)
- Kain panjang
- Sabuk / senteng | digunakan sebagai pengikat panca budhi indria dan panca karmen indria, simbol mengekang sepuluh lobang yang ada dalam tubuh pada saat seseorang berkehendak melakukan puja dan puji terhadap Tuhan.
- Alas kaki (fakultatif/boleh iya,boleh tidak)
- Bagi wanita:
- Baju/kebaya
- Kain panjang
- Sesenteng
- Sabuk
- Alas kaki (fakultatif/ boleh iya,boleh tidak)
Selain itu dalam banyak satua di Bali juga banyak menceritakan etika yang terkandung didalamnya sebagai kajian nilai pendidikan cerita "cupak-gerantang" dalam tugas itihasa seperti yang diceritakan sebagai berikut :
Sifat budi luhur I Gerantang yang patut ditiru karena bertingkah laku sesuai dengan Tri Kaya Parisuda yaitu dari pikiran yang bersih akan timbul perkataan yang baik dan perbuatan yang jujur.
Selalu berbakti pada orang tua, berbakti dan menyerahkan diri pada Tuhan, mengetahui tata karma, rela berkorban dan selalu mengalah pada kakaknya.
Bila dikaitkan dengan kehidupan sekarang ini, sangatlah pantas prilaku I Gerantang bila dijadikan sebagai pedoman.Sebagai Renungan :
- Dueg yang berarti pandai dalam Bahasa Balinya dikatakan bahwa kitab suci yang semestinya mengarahkan manusia menuju kebajikan menjadi tanpa guna jika ia berlaku hina budi.
- Karena semua orang merasakan apa yang dia pikirkan dan apa yang diucapkan serta apa yang diperbuatnya, semuanya benar.
- Bagaimana memberikan kritikan demi kebaikan bersama, tapi tidak dibenci karena itu.
- Galar pepaga terbuat dari tiying menggunakan perhitungan “Ante” (cekur, pinggang, nyawan, galar, ante, guling) yaitu : dengan Etika pemasangan : Jika laki tengahnya menengadah lainnya tengkurep, wanita sebaliknya.
- Penerapan etika sebagai pedoman sesana hidup tentang asas-asas akhlak/moral yang bertujuan untuk dapat diteladani.
- Etika makan seperti halnya dalam nunas amerta disebutkan ada aturan khusus tata cara makan yang mengacu berdasarkan sejumlah kitab suci.
- Kalau bertamu usahakan bawa sesuatu, siapa tahu dapat meringankan bebannya dalam menjamu kita.
***