Dueg

Dueg artinya pandai atau pintar dalam istilah Bahasa Balinya yang disebutkan bersumber dari kegigihan seseorang dalam menuntut ilmu.
Namun dikatakan sebuah pergaulan juga dapat berpengaruh terhadap kepandaian seseorang.
Meskipun sedikit kepandaian/kebijaksanaan seseorang,
Apabila bertempat tinggal dengan orang yang pandai/bijaksana dan selalu bertanya ilmu pengetahuan dengannya, maka akan semakin bertambah pandai/bijaksanalah hasilnya,
Bagaikan zat warna yang jatuh pada air,
Akan menyebar dan akhirnya mewarnai air itu. 
Biarpun pandai/bijaksana
Jika bertempat tinggal dan bergaul dengan orang-orang bodoh/tidak bijaksana, maka kepandaian/kebijaksanaan itu akan menjadi kehilangan hakekatnya; 
Bagaikan gajah yang dilihat melalui cermin kecil,
Akan kecil pulalah terlihat bayangan si gajah itu.
Demikian dikutip dalam Sloka 300-351 Sarasamuscaya. dimana pergaulan disebutkan dapat menumbuhkan kepandaian kita.

Diceritakan, dalam kisah Mahabharata;
Berkat kegigihannya dalam berlatih, Ekalaya yang merupakan salah satu tokoh mahabharata menjadi seorang prajurit yang gagah dengan kecapakan yang luar biasa dalam ilmu memanah, yang sejajar bahkan lebih pandai daripada Arjuna, murid kesayangan Drona.
Dalam kisah hidupnya dapat dipetik,
Bahwa keunggulan datangnya dari diri kita sendiri,
Dimanapun kita berada dan menuntut ilmu,
Asalkan kita sangat serius dan sungguh – sungguh pasti jalan panjang terbuka lebar untuk kita semua.
Dan walaupun sempurna ilmu pengetahuan seseorang, dikatakan jika ia hina budi, tiada gunanya semua itu; kitab suci yang semestinya mengarahkan manusia menuju kebajikan menjadi tanpa guna, bahkan si papabudi dengan pengetahuannya akan menjadi racun bagi yang lainnya. 
Demikian juga orang kaya namun kikir serta orang yang berkuasa namun tidak melindungi orang yang pantas.
Singkatnya, ilmu pengetahuan jika dikuasai oleh orang yang hina budi/jahat, sia-sialah keutamaannya; bagaikan hilangnya kejernihan air jika ditempatkan pada bejana yang penuh debu dan kotoran, sia-sialah semuanya itu.
***