Air

Air artinya yeh dalam Bahasa Balinya yaitu zat cair yang merupakan bagian dari apah sebagai salah satu unsur materi dari alam ini.
Sebagai salah satu materi alam ini yang kita agungkan dan kita sucikan, sehingga air dalam Agama Hindu di Bali merupakan sarana yajnya yang penting sebagai perantara pesan suci dalam bentuk tirtha yang disucikan melalui mantra dan doa
Seperti halnya ketika kita mengikuti prosesi melukat untuk membersihkan diri secara lahir dan bathin.

Dengan pikiran yang suci akan dapat menciptakan suasana spiritual yang tenang.

Ibaratnya seperti air yang ada dalam bejana kemuliaan
akan dapat menyejukan pikiran.

Dalam sebuah penelitian diungkapkan bahwa struktur kristal Air dan Tirta dalam kajian sains dan kesehatan seperti yang diungkapkan oleh seorang ilmuwan dari Jepang Prof. Dr. Masaru Emoto, melalui penelitian dan bukunya The Hidden Message from Water telah menemukan perilaku molekul air dengan suatu perlakuan tertentu.

Emoto telah mengamati lebih dari 2.000 sampel air dari berbagai belahan dunia dan dia menemukan bahwa perasaan manusia dan lingkungan bisa mengubah-ubah bentuk partikel molekul air, yang secara tidak langsung klasterisasi molekul air yang terbentuk oleh adanya ikatan hidrogen bisa dipengaruhi oleh perasaan manusia. 
Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk. 
Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air. 
Dan air akan mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. 
Temuan ini menjelaskan bahwa ketika air putih yang didoakan bisa memiliki khasiat tertentu seperti dapat menyembuhkan si sakit.
Dulu, hal ini mungkin dianggap musrik, atau paling sedikit dianggap sugesti, tetapi ternyata molekul air itu menangkap pesan doa kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat kepada molekul air lain yang ada di tubuh si sakit. 
Begitu halnya terhadap air yang telah disucikan menjadi tirta, tentu memiliki energi positif sesuai dengan mantra yang diucapkan.
Karena dalam pengucapan mantra tentu yang mengucapkan harus mengetahui ista dewata atau dewa yang dipuja, kemudian ketepatan dalam melantunkan mantra. 
***