Ista Dewata

Ista Dewata (Istadewata) adalah perwujudan Tuhan dalam berbagai wujud-Nya, sebagaimana yang dijelaskan dalam kutipan  kramaning sembah,  parisada Hindu Dharma Indonesia seperti 
Karena itu mantramnya bermacam-macam sesuai dengan Dewata yang dipuja pada hari dan tempat itu.

Misalnya pada hari raya Saraswati yang dipuja adalah Dewi Saraswati dengan Saraswati Tattwa. Pada hari lain dipuja Dewata yang lain dengan Stawa-stawa yang lain pula. 

Pada sembahyang bersama seperti pada Hari Purnama dan Tilem, Dewata yang dipuja adalah Hyang Siwa yang berada dimana-mana. Stawanya sebagai berikut: 

Om nama deva adhisthanaya,
Sarva vyapi vai sivaya,
padmasana ekaprastisthaya,
Ardhaneresvaryai namo namah

Artinya :
Om, kepada yang bersemayam pada tempat yang tinggi,
kepada Siwa yang sesungguhnyalah berada dimana-mana,
kepada Dewa yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai sebagai satu tempat,
kepada Ardhanaresvari, hamba menghormat. 
Sarana : Kuwangen

Ista Dewata pada Rarahinan | memiliki nilai spiritual dimana kekuatan Tuhan akan mencapai titik maksimal pada hari ini.
  • Buda Kliwon | pemujaan terhadap Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam prabhawa beliau sebagai Sanghyang Siwa Mahadewa, atau Sanghyang Nirmala Jati.
  • Tumpek | ditujukan kehadapan Sanghyang Sri Sedana untuk memohon anugrah di bidang perniagaan, akan dianugrahi artha /kekayaan berdasarkan dharma/kebenaran, sebab artha sebagai salah satu dari empat tujuan hidup manusia (Catur Purusaartha)
  • Anggara kasih | memohon cinta kasih dari Ida Sanghyang Widhi Wasa.
  • Kajeng Kliwon | pertemuan antara Sanghyang Siwa dan Sanghyang Durga, pemujaan pada hari ini sesungguhnya untuk memohon kehadapan beliau agar dianugrahi keselamatan, menuju keabadian secara niskala.
  • Purnama | pemujaan kehadapan Sanghyang Candra, dan Sanghyang Ketu sebagai dewa kecemerlangan. Pemujaan pada purnama untuk memohon kesempurnaan, dan cahaya suci dari Ida Sanghyang Widhi Wasa.
  • Tilem | memohon keselamatan, dan tuntunan dari Ida Sanghyang Widhi Wasa agar dapat melewati kegelapan menuju keabadian.
***