Pemedek

Pemedek adalah mereka yang akan melakukan persembahyangan atau maturan ke sebuah tempat suci dengan maksud dan tujuan tertentu.

Dan siapapun kita, dalam salah satu etika pemedek disebutkan bahwa kita sebagai pemedek sudah sepatutnya kita harus menghargai, menghormati pemangku sebagai pengayah di suatu pura.

Diceritakan pada suatu hari, terlihat ada sekelompok keluarga sekitar 10 orang tangkil ke suatu Pura.

Sesampainya di jeroan Pura mereka mesandekan (menunggu sembari istirahat) di bale pesandekan sambil mempersiapkan sarana persembahyangan. 
Dan terlihat Pemangku masih melayani pemedek lainnya yang duluan sembahyang.

Setelah pemedek tersebut selesai mereka terlihat menghampiri Pemangku yang ngayah disana sambil menyampaikan asal usul mereka dari mana dan tujuan tangkil kesana.
 
Setelah itu Pemangku mempersilahkan kami menghaturkan sarana persembahyangannya, lalu mereka duduk rapi sambil menunggu Pemangku ngeweda (mengumandangkan mantra puja astawa)  ngater aturannya.

Namun dalam keheningan dan kekhusukan Pemangku ngeweda tiba tiba kami dikagetkan suara gaduh ramai seperti dalam pasar.

Ternyata ada pemedek lain yang akan sembahyang juga di Pura itu satu Desa sedang melangsungkan upacara meajar ajar.

Mereka pun sibuk lalu lalang di depan sekelompok orang tadi yang sedang duduk menunggu selesainya Pemangku ngeweda. 
  • Ada yang teriak teriak memanggil sanak saudaranya; 
  • Ada yang menyalakan dupa
  • Ada yang ngayabang bantennya sendiri;
  • Ada yang berdiri; 
  • Ada yang asyik selfie dan memainkan gadget.
Setelah selesai Pemangku ngeweda dan saatnya kelompok keluarga tersebut melangsungkan persembahyangan, salah satu perwakilan rombongan itu menghampiri Pemangku menyampaikan bahwa mereka dari suatu desa yang melaksanakan upacara meajar ajar.

Disana terlihat dan terdengar pembicaraannya Pemangku menegur dan meminta Panitia itu menertibkan pemedeknya, diminta mesandekan dulu, tertib karena ada pemedek lain sedang melangsungkan persembahyangan.
Dan terlihat pemangku itu sempat mengutarakan kekecewaannya jika menghadapi pemedek seperti itu yang tidak sopan, ada yang langsung ngayabang sendiri aturannya seolah tidak memerlukan pengayah disana. Pemangku merasa tidak dihargai sebagai pengayah disana.

Nah demikianlah diceritakan;
Siapapun kita, hendaknya sebagai pemedek sudah sepatutnya kita harus menghargai, menghormati Pemangku, karena beliau sebagai pengayah di suatu Pura. 

Kita mau sembahyang kepada Tuhan, Pemangku ibarat juru kunci agar doa dan pengharapan kita bisa masuk tersampaikan ke alam Niskala

Persiapkan diri dengan baik dari rumah, suci laksana, agar mendapatkan kebahgiaan, ketenangan, setelah selesai melaksanakan persembahyangan.

Mari mulat sarira dan saling instropeksi diri.
***