Cakupan tangan saat muspa / sembah dalam tradisi di Bali berbeda-beda yang disesuaikan dengan tujuannya, seperti halnya cakupan tangan kosong saat muspa puyung bertujuan untuk dapat mengosongkan dan memusatkan pikiran.
Dalam beberapa tikasing sembah, jika kita cermati cara sembahyang umat Hindu khususnya di Bali, maka cakupan tangan dibedakan menjadi beberapa macam;
- Mencakupkan tangan menjadi satu yang diletakkan di atas ubun-ubun untuk memuja Tuhan.
- Mencakupkan tangan di depan kening untuk menghormati para dewa dan leluhur.
- Mencakupkan tangan di depan dada dan mengucapkan panganjali umat yaitu om swastiastu sebagai tanda hormat terhadap sesama manusia (greeting).
- Mencakupkan tangan di dada tapi dengan ujung jari menghadap ke bawah untuk penghormatan pada buta kala/magluk halus yang biasanya diterapkan pada saat upacara pecaruan.
Jadi dari sini sudah sangat jelas
bahwa leluhur kita sudah mengajarkan Ekam Sat Vipra Bahuda Vadanti, bahwa Hindu memuja 1 Tuhan yaitu Sang Hyang Widhi,
menghormati para dewa, leluhur serta semua mahluk hidup ciptaan Tuhan.
***