Konsep Panca Yadnya Dan Filosofi Nilai Dalam Kelangsungan Hidup Menurut Umat Hindu | dalam kutipan artikel karya tulis ini sebagaimana disebutkan bahwa Yadnya sebagai amalan agama yang mengandung pengertian :
- Merupakan sistem persembahyangan dalam kontak memuja Tuhan Yang Maha Esa.
- Merupakan prinsip berkorban agar umat bersedia, rela dan menyadari bahwa berkorban itu sebagai pemeliharaan kelangsungan hidup menuju hidup bahagia.
Bukankah akibat Tuhan berbuat Yadnya itu menimbulkan rnam.Rnam berarti hutang. Kemudian agar tercipta hukum keseimbangan, maka rnam itu harus dibayarkan dengan Yadnya. Demikian adanya atas dasar Tri Rna yang dibayar dengan Panca Yadnya yakni:
- Dewa Rna dibayar dengan Dewa Yadnya dan dibayar dengan Bhuta Yadnya.
- Rsi Rna dibayarkan dengan Rsi Yadnya.
- Pitra Rna dibayar dengan Rsi Yadnya dan Manusa Yadnya.
Sehingga dengan adanya konsep panca yadnya ini terwujudlah sebuah keseimbangan.
Dalam kutipan artikel karya tulis tersebut juga dijelaskan beberapa hal :
Dalam kutipan artikel karya tulis tersebut juga dijelaskan beberapa hal :
- Upacara atiwa - tiwa dapat dilanjutkan dengan pesetujuan keluarga dan kelihan desa adat apakah layak dikubur atau dengan upacara ngaben.
- Dalam Asti Wedana sebagai permohonan permakluman ke Pura Dalem disebutkan dilengkapi dengan banten : peras, penyeneng, daksina pejati, suci, ketipat dan segehan.
- Permaklumkan pada bangbang rare pada upacara ngelungah dengan bebantenan : sorohan, pengambian, pengulapan, peras daksina, klungah nyuh yang disurat Omkara.
- Upacara Mapralina dilakukan pagi hari di depan sanggah pesaksi setelah nyekah selesai dilakukan.
- Sawa Wedana menurut beberapa lontar seperti Yama Purwana Tatwa dan Pubha Sasana disebut dengan istilah Mependem Ring Giri, megenah di petulangan.
- Nyupat Bhuta Kala untuk keseimbangan kehidupan di alam semesta ini dapat dilakukan dengan bebantenan upakara bhuta yadnya baik itu dengan bebantenan nista, madya maupun utama pada bhuta kala ini.
***