Banten Pejati

Tetandingan Banten Pejati yang juga disebut “Banten Peras Daksina” itu terdiri dari :
  1. Daksina,permohonan kehadapan Hyang Widhi agar Beliau berkenan melimpahkan wara nugrahaNya
  2. Banten Pras,mangda prasida sukses.
  3. Banten Sodan,ditambah raka-raka agar
    menyebabkan perasaan menjadi baik.
  4. Pesucian sebagai pembersih secara rohani.
  5. Penyeneng,sebagai penghubung titah.
Sekarang pejati ini diletakkan dalam satu nampan, paling depan daksina, sampingnya Banten Pras, dan dibelakangnya dua tamas sodan serta diatas penyeneng diselipin benang putih ..... Komentar Forum Diskusi Jaringan Hindu Nusantara (ref1).

Beberapa makna filosfis dalam pejati adalah sebagai berikut (ref2):
  • Srembeng / wakul / srobong / katung adalah lambang Hukum Rta yaitu hukum abadi Tuhan / Hyang Widhi.
  • Tapak dara merupakan simbol keseimbangan baik makro kosmos maupun mikro kosmos
  • Porosan / base tumpel merupakan lambang dari konsep Tuhan sebagai,
  • Kelapa simbol pawitra (air keabadian / amertha) atau lambang alam semesta yang terdiri dari 7 lapisan sapta loka karena ternyata kelapa terdiri dari 7 lapisan dari kulit luar hingga air di dalamnya.
  • Purusa Pradana dilambangkan dengan :
    • Kemiri lambang purusa / unsur kejiwaan / laki-laki
  • Papeselan lambang Panca Dewata
    • daun duku : Iswara; 
    • daun manggis : Brahma
    • daun durian : Mahadewa; 
    • daun salak: 
    • Wisnu; dan 
    • daun nangka : Siwa
  • Bumbu-bumbuan dan kacang-kacangan lambang sad rasa dan lambang kemakmuran
  • Beras lambang ibu pertiwi (Anantha Boga)
  • Benang pada daksina lambang naga Anantha Boga, Bhasuki dan Taksaka dalam proses pemutaran mandara giri untuk mencari amertha. Benang disini juga berarti alat/media penghubung antara pemuja dan yang dipuja
  • Telor mentah (itik) simbol awal dari kehidupan / getar-getar kehidupan, lambang bhuana alit. Telor terdiri dari 3 lapisan seperti pada manusia yaitu badan wadag, badan roh dan badan penyebab
  • Sesari pada daksina sebagai lambang saripati dari pekerjaan
  • Sampyan payasan / pusung / simbol dari konsep tri kona
  • Aled peras / kulit peras untuk dapat berhasil diperlukan persiapan yaitu pikiran benar, ucapan benar, pandangan benar dan tujuan benar
  • Daun plawa lambang kesejukan, Bunga lambang cetusan perasaan, Bija benih-benih kesucian, Air lambang pawitra / tirtha amertha dan Api saksi dan pendetanya Yajña
  • Tamas : cakra atau perputaran hidup atau windu (simbol kekosongan yang murni/ananda)
  • Ceper, lambang dari catur marga, sebagai jalan untuk menghormati dan mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.
***