Ceper

Ceper adalah simbol dari ardha candra sebagaimana disebutkan Dewi Bulan Sang Hyang Ratih dalam dalam artikel paris sweet home, ceper yang merupakan lambang dari swastika sebagai dasar kekuatan dan kesejahteraan Bhuana Agung atau macrocosmos dan Bhuana Alit atau Microcosmos yang dalam tetandingan banten, diatas ceper terdapat :
  • raka - raka dari tanaman sebagai simbol hasil bumi.
  • Porosan yang selain sebagai lambang Tri Murti, juga disebutkan melambangkan Tri Pramana yaitu sabda, bayu, idep. 
  • Duras sebagai simbol dasar kekuatan dan perputaran alam ini yang disusun dengan bunga-bunga sebagai lambang 
    • keharmonisan alam, 
    • kesucian, 
    • kedamaian abadi dan 
    • keindahan surgawi. 
Sebagai jalan untuk menghormati dan mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa yang dengan penggunaan ceper dalam penggunaan banten pejati sebagai simbol dari catur marga.

Reringgitan ceper yang dibuat dari daun janur sebagai kekuatan "Ardha Candra" (bulan) yang digunakan sebagai alas dari canang sari yang dipersembahkan atas dasar,
  • hati yang welas asih serta 
  • tulus kehadapan Sang Hyang Widhi beserta Prabhawa Nya, 
  • demikian pula dalam hal kita menerima anugerah dan karunia Nya.
Di atas ceper canang sari ini juga berisikan seiris tebu, pisang dan sepotong jaja (kue) sebagai simbol kekuatan "Wiswa Ongkara" (Angka 3 aksara suci Bali).
***