Pangi atau juga disebut kluwek adalah lambang atau simbol sarwa pala bungkah yaitu tumbuh - tubuhan yang berbuah sebagai cerminan Sang Hyang Boma sebagaimana disebutkan dalam makna banten artikel Bebantenan's Blog, buah pangi digunakan sebagai kelengkapan tetandingan banten seperti pada daksina dll.
Selain itu juga pangi sebagai simbol sarwa pala bungkah (tumbuhan yang berbuah) yang dalam banten pejati juga sebagai lambang pradhana / kebendaan / perempuan (wanita) yang dari segi warna merah (kekuatan) dalam tetandingannya melambangkan dagu.
Pangi dalam beberapa tetandingan banten disebutkan penggunaanya pada banten dan upacara yadnya :
- Pangi, bija ratus, gegantusan, plawa pesel-peselan, base tampelan dll dalam tetandingan banten pagedong - gedongan matah, tingkah tetandingan nyane kadi tetandingan sesantun/daksina.
- Dalam tetandingan banten sambutan agung, penggunaan buah pangi 5 bungkul sedangkan tetandingan banten sambutan alit menggunakan pangi 1 buah.
- Madasar tetempeh, tetandingan banten towok menggunakan panembian kulit pangi.
- susun sebuah pangi "keluek" kemiri, telor,dll dalam segehan agung yang ditujukan untuk memohon kehadapan Hyang Widhi agar terbina keharmonisan hidup seluruh umat manusia.
***