Pejati adalah rasa kesungguhan hati kehadapan Hyang Widhi dan manifestasiNya untuk melaksanakan suatu upacara yadnya dan mohon dipersaksikan yang bertujuan untuk :
- Mengesahkan dan atau meresmikan suatu upacara yang telah diselenggarakan secara lahir bathin;
- Agar mendapatkan keselamatan.
Banten pejati sering dibuat, ketika pertama kali masuk dan sembahyang di sebuah tempat suci, begitu pula jika seseorang memohon jasa Pemangku atau Pedanda, “meluasang” kepada seorang balian/seliran atau untuk melengkapi upakara.
Oleh karena itu dalam sumber kutipan Makna Canang Sari, Daksina, Peras, Pejati, Ajuman, Sesayut,
- pejati dipandang sebagai banten yang utama,
- maka di setiap set banten apa saja,
- selalu ada pejati dan pejati dapat dihaturkan di mana saja, dan untuk keperluan apa saja.
Banten Pejati yang sering juga disebut “Banten Peras Daksina” dihaturkan kepada Sanghyang Catur Loka Phala, yaitu :
- Daksina kepada Sanghyang Brahma
- Peras kepada Sanghyang Isvara
- Ketupat kelanan kepada Sanghyang Visnu
- Ajuman kepada Sanghyang Mahadeva
Mantra Pejati agar mendapatkan keselamatan dan kerahayuan jagat disebutkan juga dapat diucapkan sebagai berikut :
Oṁ Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Oṁ Siva sutram yajna pavitram paramam pavitram
Prajapatir yogayusyam
Balam astu teja paranam
Guhyanam triganam trigunatmakam
Oṁ namaste bhagavan Agni
Namaste bhagavan Harih
Namaste bhagavan Isa
Sarva bhaksa utasanam
Tri varna bhagavan Agni Brahma Visnu Mahesvara
Saktikam pastikanca raksananca saiva bhicarukam.
Oṁ Paramasiva Tanggohyam Siva Tattva Parayanah
Sivasya Pranata Nityam Candhisaya Namostute
Oṁ Naividyam Brahma Visnuca
Bhoktam Deva Mahesvaram
Sarva Vyadi Na Labhate
Sarva Karyanta Siddhantam.
Oṁ Jayarte Jaya mapnuyap
Ya Sakti Yasa Apnoti
Siddhi Sakalam Apnuyap
Paramasiva Labhate ya namah svaha
***