Panca Dewata; (Ekam Sat, Tuhan itu adalah tunggal) adalah Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa melalui 5 (lima) manifestasi (sinar sucinyaNya) yang dilambangkan menyelubungi
dan meresap ke seluruh ciptaanNya,
- wyapi-wiapaka,
- dan nirwikara.
Demikian disebutkan dalam sumber kutipan Babad Bali pada Hari Raya Pagerwesi, sehingga pada hari ini kita sujud kepadaNya, merenung dan memohon agar hidup kita ini direstuiNya dengan;
- kesentosaan,
- kemajuan, dan
- lain-lainnya.
Adapun kelima Panca Dewata tersebut :
- Sanghyang Içwara, berkedudukan di Timur
- Sanghyang Brahma, berkedudukan di Selatan
- Sanghyang Mahadewa, berkedudukan di Barat
- Sanghyang Wisnu, berkedudukan di Utara
- Sanghyang Çiwa, berkedudukan di tengah
- Brahma dan Wisnu menciptakan tubuh dengan sarana tanah dan air.
- Rudra menciptakan mata dari teja
- Iswara menciptakan nafas dari bayu
- Sadāśiwa menciptakan suara dari akasa
- Brahma menempati muladara
- Wisnu menempati nabhi (pusar)
- Rudra menempati hati
- Iswara menempati leher
- Sadāśiwa menempati ujung lidah
Dalam Lontar Ganapati Tattwa pada sumber kutipan Siwa Tattwa Di Bali juga sebagaimana disebutkan, bahwa,
Pada awal mulanya dilukiskan tidak ada apa-apa ("Luang"; Eka Wara) yaitu :
- tidak ada bumi,
- tidak ada langit,
- tidak ada sunia,
- tidak ada ilmu pengetahuan dan sebagainya.
- Nirguna,
- Sukha,
- Acintya yang berkeadaan Maha bahagia yang tidak terpikirkan.
Kemudian terjadilah evolusi dari Sanghyang Sukha Acintya dan muncullah Sanghyang Jñanā Wisesa yaitu pengetahuan yang mulia.
- Ia berbadankan alam semesta, tetapi
- tidak ternoda,
- tidak terpengaruhi oleh apapun,
- tak terjangkau karena Ia berkeadaan Wisesa, Maha Kuasa.
- Ia juga disebut Sanghyang Jagat Karana, karena memiliki
- ilmu pengetahuan yang maha kuasa, dan
- sebagai penyebab dunia atau alam semesta dengan segala isinya.
Disinilah Ia menampilkan diriNya dalam aspek Saguna. Kemudian timbul
keinginan beliau untuk menyaksikan keadaanNya sendiri yang berkeadaan
- Sekala, dan
- Niskala,
- yang berkeadaan nyata (paras),
- yang berkeadaan tidak nyata (para),
- dan sunia sebagai bayanganNya sendiri, Sanghyang Jagat Karana bersemayam dalam sunia.
Dari sanalah Beliau mengadakan ciptaan-ciptaanNya dan selanjutnya secara berturut-turut, seperti :
Dan dari Windu lahir Panca Dewata atau Panca Dewa Atma.
***