Sanga ("Kesanga", "Sia/Siya"; bahasa Bali ) adalah angka 9 (sembilan) yang bermakna sakral bagi masyarakat Hindu Dharma seperti halnya di sebutkan :
- Banten Gelar Sanga sebagai persembahan yang ditujukan untuk memendak dan ngelebar Ida Bhatara pada saat “piodalan” di “pura/sanggah (ditaruh didepan “sanggah pasaksi”).
- Dewata Nawa Sanga yaitu penguasa yang menjaga keseimbangan bhuwana agung ini dari segala penjuru mata angin.
- persembahan berupa segehan manca warna dengan 9 warna dewata nawa sanga,
- sesuai arah pangider-ider (mata angin) tersebut sebanyak 9 tanding.
- Tawur Kesanga yang diadakan setahun sekali tepat pada tilem kesanga yaitu setiap akhir pergatian tahun saka sebagai akhir dari perputaran waktu tahun kalender umat Hindu Dharma.
- Sia yang berarti “keturunan” dalam arti kata manusia yang berasal dari Manu yang mempunyai asal-usul langsung dari Tuhan Yang Maha Esa pada permulaan penciptaan manusia di dunia ini.
- dll
Angka 9 juga disebutkan sangat istimewa sebagaimana dijelaskan angka-angka bermakna dalam Hindu dalam Pasraman Ganesha Brahmachari Ashram disebutkan karena:
- Jumlah butir-butir ganitri (tasbih) adalah 108: 1 + 0 + 8 = 9
- Jumlah lubang dalam tubuh manusia :
- telinga (2),
- mata (2),
- hidung (2),
- mulut (1),
- kelamin (1),
- dubur (1)
- ..................... Total => 9
- Bilangan wuku x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 9 = sisa dalam rumus perhitungan wariga yang disebut sanga wara.
- Dalam Catur Wara diceritakan Sanghyang Purusa terbunuh sembilan kali, urip sembilan kali, makanya Jaya urip-nya 9.
- Dalam wewaran, Dewi Sori terbunuh oleh Kala Telu sembilan kali, itulah sebabnya Saniscara mempunyai urip 9 (sembilan)
- Keris Luk Sembilan (9) : melambangkan sifat bijaksana dalam setiap urusan dan kemajuan usahanya. Contoh keris: carang soka, kidang soka, panimbal, dls.
- Meru yang merupakan simbol andha bhuwana atau alam semesta ini dengan 9 tingkatan atapnya sebagai lambang :
- 8 aksara suci di seluruh penjuru (sa, ba, ta, a, na, ma, si, wa)
- 1 Omkara di tengah,
- yang biasanya diucapkan diawal setiap mantra untuk memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan kemuliaan Hyang Widhi,
- Semoga Ia berikan semangat pikiran pada kita.
***