- Sanghyang Aji Swamandala, ("Tawur Kesanga dilangsungkan umat manusia dengan tujuan membuat dan memohon kepada Tuhan untuk kesejahteraan alam lingkungan").
- Agastya Parwa,
- Usana Bali, dan
- Ekapratama.
Tawur Kesanga sebagai bagian dari upacara Bhuta Yadnya sehari sebelum hari raya nyepi yang dipimpin oleh para sadhaka maupun sulinggih; Siwa, Buddha, dan Bujangga yang masing-masing dengan tugas :
- Sadhaka Siwa mensucikan Akasa (Swah loka) dengan Agniangelayang,
- Sadhaka Buddha mensucikan Atmosfir (Bhuwah loka) dengan Agnisara, dan
- Sadhaka Bujangga mensucikan Sarwaprani (Bhur loka) dengan Agnisinararasa.
Upacara Tawur ini dilaksanakan di Catuspata
(Perempatan Agung) pada siang hari, kemudian di setiap rumah tangga
diadakan juga Bhuta Yadnya yang lebih sederhana, yaitu dengan cara
membuat sanggah cucuk di luar rumah / jaba pura berisi tetandingan banten:
- tegteg daksina
- peras, ajuman
- dandanan,
- tumpeng ketan,
- sesayut,
- penyeneng,
- jangan-janganan,
- tipat kelanan,
- sujang arak tuak berem,
- segehan aperancak (segehan agung),
- nasi warna 9 tanding dan nasi cacahan 100 tanding.
Setelah itu semua anggota keluarga yang
sudah ketus gigi untuk mabeakala / maprayascita, kemudian barulah ngerupuk dan
menebarkan nasi Tawur yang diperoleh dari Catuspata tadi, demikian disebutkan upacara yadnya ini dalam kutipan Tahun Saka dan Hari Raya Nyepi (stiti dharma online)
***