- Sri (makmur) -> urip 6
- Laba (pemberian/imbalan) -> urip 5
- Jaya (unggul) -> urip 1
- Menala (sekitar daerah) -> urip 8
Makna dan mithologi catur wara dalam budaya lokal Bali,
- Makna catur wara dalam wariga, dijelaskan sebagai berikut :
- Sri atau Seri | kemakmuran, harus lebih banyak belajar dan rajin mencari pengetahuan baru.
- Laba | berhasil atau pemberian. harus lebih rendah hati dan membuka diri terhadap kritik dan saran.
- Jaya | kemenangan atau unggul. harus lebih mendalami keagamaan dan banyak bergaul dengan orang bijak.
- Menala atau Mandala | lingkungan atau daerah. harus memperluas pergaulan.
- Mithologi Catur Wara disebutkan sebagai berikut :
- Hyang Angga “ dibunuh “ empat kali, dan urip sebanyak empat kali pula, makanya Shri urip-nya 4.
- Sanghyang Bayu terbunuh lima kali, dan urip lima kali, makanya Laba urip-nya 5.
- Sanghyang Purusa terbunuh sembilan kali, urip sembilan kali, makanya Jaya urip-nya 9.
- Sanghyang Kencana Widhi terbunuh delapan kali, urip delapan kali, makanya Mandala urip-nya 8.
- Catur wara dinaungi oleh sifat-sifat Bhagawan ( Bhaga dan wan – hak dan wewenang pribadi ). Jelasnya,
- Catur wara menandakan manusia dilahirkan akibat perbuatan yang sewenang-wenang, terutama dalam menggunakan hak dan kewenangan yang telah diberkatkan oleh alam ( Sanghyang Embang ).
***