Warna adalah suatu identitas yang dapat dilihat untuk dapat membedakan sesuatu namun juga memiliki makna tertentu,
Ibaratnya seperti sebuah taman yang akan terlihat lebih indah jika ditumbuhi berwarna - warni bunga.
Keindahan warna warni dalam kehidupan ini juga akan terasa sangat indah seperti yang terkandung dalam sad warnaning rajaniti sebagai salah satu pedoman kepemimpinan yang bertujuan agar mampu menarik perhatian yang positif dari masyarakat, bangsa dan negara.
Sebagai masyarakat multikultural, sebuah identitas juga sangatlah penting untuk diketahui yang menjadi ciri khas dan memiliki makna tersendiri baik dalam kehidupan beragama maupun dalam kehidupan sosial bermasyarakat seperti :
- Adanya catur warna, berdasarkan fungsi dan profesi.
- Sebuah makam juga menjadi simbol bagaimana sebenarnya umat berbeda keyakinan bisa menyatu, "Mereka dapat melebur dalam satu belanga dengan warna keyakinan yang berbeda".
Dalam kehidupan beragama dan upacara yadnya di Bali, biasanya warna digunakan untuk membedakan penggunaan wastra, bunga, tedung dll pada saat piodalan dan menjadi simbol-simbol dari para dewa seperti halnya disebutkan dalam pengider - ider bhuwana dan padma astadala berikut ini ;
- Putih melambangkan kesucian dewanya Sanghyang Iswara atau Dewa Siwa.
- Merah Muda melambangkan keseimbangan natural spiritual, dewanya Maheswara.
- Merah (barak; biying) melukiskan keberadaan Tuhan sudah dalam keadaan krida sebagai Tri Kona.
"Dalam hal inilah Tuhan disebutkan sebagai Siwa bermanifestasi menjadi Tri Murti yang salah satunya Dewa Brahma sebagai pencipta."
- Panca/manca warna; brumbun, ditengah melambangkan Sanghyang Siwa sebagai pusat dari pengider bhuwana ini.
- Wisnu; hitam (selem) dll.
Itulah ciri khas warna para dewata yang diimplementasikan dalam beberapa penggunaan tetandingan banten seperti, Canang sari. caru (tawur) dll sebagai simbol bahasa Weda untuk memohon kehadapan Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa yaitu memohon kekuatan Widya (Pengetahuan) dan keharmonisan Bhuwana Alit maupun Bhuwana Agung ini.
Sedangkan bercorak kotak-kotak dengan warna putih dan hitam seperti papan catur dalam penggunaan saput poleng juga disebutkan :
- Putih dan hitam simbol Rwa Bhineda, merupakan suatu cerminan dari dharma dan adharma.
- Sudhamala, berwarna putih, hitam, dan abu.
- Abu - abu sebagai peralihan dari warna hitam dan putih yang mengantarai keduanya.
- Artinya menyelaraskan simfoni dharma dan adharma.
- Poleng Tridatu, warna tersebut sebagai simbol Tri Guna, yang komposisinya ideal itu akan dapat membuat orang jadi sukses.
***