Biu

Biu atau pisang yang dalam bahasa Balinya disebutkan :
  • Buahnya termasuk jenis pala gantung yang dalam penggunaan penjor disebutkan merupakan salah satu wakil dari tumbuhan dan benda sandang pangan yang dikarunia oleh Hyang Widhi Wasa.
  • Daun pisang :
    • Tuanya disebut dengan kraras yang menjadi pelengkap dalam gegantusan sebagai lambang sad rasa dan lambang kemakmuran.
    • Berbentuk segi empat sebagai alas dari canang genten yang diatasnya berturut-turut disusun perlengkapan lainya lalu dijepit dengan sepotong janur.
    • Papah Biu = Batang daun pisang, seperti yang terlihat dalam beberapa tradisi di Bali :
  • Batang gedebong ditancapkan diatas dulang, dalam pembuatan gebogan dan cane yang bermakna sebagai persembahan kepada Tuhan agar pertemuan berjalan dengan lancar.
  • Wilangannya disebut dengan Aijas
  • Dan lainnya
Idielanya juga manusia penghuni bumi ini hidup dengan Tri kaya Parisudhanya yang dalam tetandingan banten daksina
Buah pisang melambangkan jari, yang dalam lontar tentang arsitektur Bali khususnya asta kosali, jari disebutkan merupakan salah satu penentu dari setiap sikut, ukuran jarak dalam kehidupan masyarakat Bali.
Berbagai jenis biu/pisang dalam tumbuhan Bali yang digunakan dalam upacara agama Hindu terdiri atas pisang Musa acuminata dan Musa balbisiana dan keturunan hibrida alaminya :
  • Biu alas.
  • Biu batu.
  • Biu buah
  • Biu buluh
  • Biu bunga
  • Biu gading
  • Biu gancan/lasan
  • Biu gregah
  • Biu kapas
  • Biu kayu
  • Biu kebyar/agung
  • Biu kopok
  • Biu ketip
  • Biu lilit
  • Biu mandung
  • Biu mas, 
  • Biu nangka
  • Biu raja
  • Biu rempini
  • Biu saba
  • Biu sabit
    • melengkung setengah lingkaran sehingga bentuknya menyerupai bentuk bulan sabit 
    • sebagai simbol ardha candra lambang dri manunggalnya tri pramana.
  • Biu seed
  • Biu siu
  • Biu susu
  • Biu taluh
  • Biu tanduk
  • Biu tembaga/udang: Musa ??? 'Pisang Tembaga', buah berwarna merah kecoklatan mendekati warna tembaga, berasa kurang manis, penting dalam upacara agama.
    • yang hendaknya disebutkan sesuai dengan tujuan yadnya yang dilaksanakan seperti makna persembahan suci yang terkandung didalamnya.
***