Upacara

Upacara adalah penghormatan dan perayaan yang dilaksanakan untuk dapat menghubungkan diri dengan banyak hal.

Dimana di Bali disebutkan, bahwasanya untuk dapat menghubungkan antara manusia dengan Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta beserta manifestasiNYA agar dapat menjadikan manusia itu memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki sifat kedewataan dilakukan umat Hindu dengan melaksanakan upacara yadnya yang beragam banyaknya.
Diwarisi dari sejak dahulu kala dimana Lontar Aji Swamandala disebutkan sebagai salah satu naskah kuno dalam hal tata cara orang untuk mendapat hari baik, dewasa ayu (ala ayuning dewasa) agar dapat melaksanakan upacara kecil, menengah ataupun besar. 
Sebagai salah satu bagian dari kerangka dasar Agama Hindu yang berkaitan dengan ritual panca yadnya disebutkan :
Dengan pemberkahan demi pemberkahan dilakukan dari sejak dalam kandungan hingga manusia itu dapat kembali kepada sang pencipta dalam keabadian, kebahagiaan dan hidup kekal pada nantinya.
 Beberapa pelaksanaan upacara yadnya di Bali seperti halnya :
  • Upacara Mewinten, bertujuan agar dapat diberikan penyucian diri, tuntunan dan bimbingan dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang bersifat suci.
  • Metatah, sebagai upacara yang bermakna untuk dapat menemukan hakekat manusia sejati yang terlepas dari belenggu kegelapan dari pengaruh Sad Ripu dalam diri manusia.
  • Ngaben, dilaksanakan dengan api suci kekuatan dari puja mantra Ida Sulinggih yang muput dan sering di sebut sebagai Agni Pralina selanjutnya dilakukan proses memukur untuk pensucian atman tingkat lanjut.
Dan melalui pelaksanaan upacara yadnya yang pada setiap pelaksanaanya, piodalan ataupun hari raya dengan upakara-upakara yang dilengkapi bebantenan disebutkan pula sesungguhnya sebagai persembahan suci seperti makna yang terkandung didalamnya.
Karena upacara sejatinya disebutkan berasal dari kata "upa" dan "cara" sebagaimana disebutkan dalam acara agama,
  • "upa" berarti "hubungan dengan" 
  • dan "cara" berarti gerakan
Dalam artikel scribd.com, disebutkan upacara juga merupakan pedoman untuk menjalani hidup yang baik sesuai dengan agama atau yang lainya yaitu sebagai proses yang wajib di jalani oleh manusia, seperti manusia dalam agama atau manusia dalam beragama dan hal-hal yang lainnya. 

Selanjutnya dijelaskan pula dalam menjalani upacara itupun tak lepas dari yang namanya karma phala, karena proses hidup kita bergantung pada apa yang kita perbuatan, baik itu sebelum atau sesudahnya yang dilandasi dengan falsafah keharmonisan hidup Tri Hita Karana karena panca yadnya pada dasarnya sebagai persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan para manifestasiNYA seperti upacara - upacara :
  • Pada waktu bayi baru dilahirkan yaitu dengan melaksanakan upacara Jatakarma Samskara sebagai ungkapan kebahagiaan atas kehadiran si kecil di dunia ini.
  • Upacara Kepus Puser dilaksanakan pada saat tali pusar bayi lepas untuk memohon kepada Hyang Kumara agar dapat menjaga dan mengasuh si bayi.
  • Pada saat anak menginjak dewasa dengan melaksanakan upacara menek deha atau Raja Sewala yang bertujuan untuk memohon ke hadapan Hyang Semara Ratih agar diberikan jalan yang baik.
  • Pada saat manusia meninggal dengan melaksanakan upacara pitra yadnya yang bertujuan untuk persembahan suci yang tulus ikhlas serta penghormatan dan sebagai kewajiban suci kepada para leluhur sehingga mereka masih tetap dapat terhubung.
  • Pengelolaan sampah upacara untuk mendapatkan suatu nilai tambah dari suatu sampah adalah dengan melakukan pemisahan terdahulu antara sampah organik dan sampah unorganik tersebut karena pemanfaatan sampah organik yang diubah menjadi pupuk juga akan dapat bernilai tambah.
  • dll
***