Memukur

Memukur; "Mamukur" adalah rangkaian dalam upacara atma wedana setelah upacara ngaben yang sebagaimana disebutkan dalam kutipan jenis dan makna tirta pengabenan dijelaskan bahwa
memukur artinya prosesi upacara atman menuju alam atas, yakni upacara peningkatan kesucian arwah menjadi dewa pitara ke alam swah-loka.
Karena dewa pitara yang disebutkan sudah penuh kesuciannya berada di alam swah tersebut,
  • nantinya Beliau berfungsi membimbing serta melindungi kehidupan keturunannya, 
  • maka dewa pitara juga diberikan sebutan Bhatara Kawitan, yang dipuja di palinggih kamulan dan pura kawitan oleh keturunannya.

Dan adapun jenis upacara mamukur dalam salah satu artikel PendikianAgamaHindu disebutkan yaitu :

Sebagaimana halnya dengan jenis dan macam upacara ngaben, bahwa upacara mamukur juga banyak jenisnya. Disamping jenisnya banyak, namun juga nama atau istilahnya juga banyak antara lain ada yang disebut dengan nykah kurung, nyekah tricandi dan nyekah ngangsen. 
  • Nyekah kurung mempunyai pengertian yang sama dengan mamukur atau maligya, 
  • Sedangkan nyekah tricandi dan nyekah ngangsen mempunyai pengertian lain dengan mamukur dan tidak dapat dipandang sebagai suatu upacara mamukur yang sebenarnya, melainkan suatu upacara yang hanya bersifat semetara.
Ada tiga jenis upacara mamukur yaitu:
  • Mamukur Alit dengan upakara pokoknya saja.
  • Mamukur Madia yaitu dengan adanya penambahan- penambahan dan pengembangannya sesuai dengan ketentuan sastra agama dan juga memperhatikan loka dresta serta desa dresta.
  • Mamukur Utama berlandaskan ketentuan- ketentuan dalam sastra agama mengenai upacara mamukur itu sendiri, disamping itu juga memperhatikan dresta- dresta yang berlaku.
***