Dimana dalam naskah Yama Purwwa Tattwa disebutkan bahwa pisang jati sebagai warna yang menurut penggolongan catur warna didasarkan atas fungsi dan profesi yang bersifat dinamis.
Sebagai salah satu perlengkapan upacara pitra yadnya disebutkan bahwa :
Adegan artinya perwujudan dari orang mati tempat berstananya Panca Maha Bhuta.
Adegan ini terdiri dari ortenan daun rontal dengan dihiasi kertas sedemikian rupa, lengkap dengan rambutnya.
Pada ortenan (lukisan) daun rontal ini ditancpkam lukisan orang-orangan, yang dilukiskan pada sebilah kayu cendana atau majegau.
Lalu dihadapannya ditaruh anak pisang.
Karenanya upakara ini disebut Pisang Jati.
Pisang Jati merupakan simbolik dari swadarma manusia utama. Ia tidak akan berhenti nangun yasa kerti atau jasa.
Bagaikan si pisang, tidak akan mati sebelum dapat mempersembahkan buahnya yang lezat. Pisang Jati diletakkan pada hulu dari pada sawa, sebagai perwujudan manusia utama.
***